Jayapura (ANTARA News) - Pihak Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XVIII Papua mengkhawatirkan nasib para pekerja proyek pembangunan jembatan di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, menyusul laporan tewasnya sejumlah pekerja dibantai kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB), Minggu (2/12).
"Kami juga belum dapat memastikan nasib ASN (aparatur sipil negara) PUPR yang bertugas mengawasi pembangunan jembatan yang dilakukan PT Istaka," kata Kepala BBPJN Wilayah XVIII Papua Oesman Marbun kepada Antara di Jayapura, Selasa.
Ia mengatakan pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan aparat keamanan untuk mengetahui perkembangan serta nasib para pekerja dan ASN, serta upaya mengevakuasinya.
"Pagi ini saya ke Wamena untuk memantau langsung perkembangannya," kata Marbun yang mengaku sudah berada di pesawat menuju Wamena, Kabupaten Jayawijaya, untuk selanjutnya ke Kabupaten Nduga.
Ia menyebut PT Istaka membangun jembatan di 41 titik di Kabupaten Nduga.
Sementara itu, Kepala Satker Wamena Togap Manik secara pisah mengakui Efrand Hutagaol selaku ASN di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ditugaskan ke Nduga sejak Jumat (30/11) dan belum diketahui nasibnya.
Dilaporkan pada Minggu (2/12) KKSB membunuh puluhan karyawan PT Istaka yang sedang melakukan pengerjaan pembangunan jembatan di Distrik Yall.
Awalnya, dilaporkan 24 pekerja tewas dibunuh KKSB dan 10 lainnya berhasil melarikan diri dan diamankan tokoh masyarakat setempat. Namun, belum dapat diketahui perkembangan terbaru akibat sulitnya komunikasi.
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018