“Jangan selalu bicara pertentangan saja, yang penting adalah bagaimana kita bangun 'teamwork’, ‘open mind’, ‘open heart’, ‘open will’ dan bagaimana cara kita mensinergikan itu. Pada era 4.0 ini kita harus bijak dan cerdas,” ujar Luhut kepada awak media seusai membuka Seminar Penguatan Kapasitas Pemimpin Indonesia Guna Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0, di Jakarta, Senin.
Menko Luhut menambahkan, bahwa ke depan program seperti pelatihan guna menghadapi era revolusi industry 4.0 ini akan dilaksanakan secara lebih masif lagi, dan bukan hanya dari kementerian/lembaga saja, tetapi merangkul berbagai pihak diantaranya dari kalangan partai politik dan lembaga swadaya masyarakat.
“Kita undang akademisi terkemuka dari MIT (Massachusets Institute of Technology). Program semacam ini sudah dibuat di Singapura dan Tiongkok dan beberapa negara lain untuk menghadapi revolusi 4.0 tadi, ini akan menyamakan mindset kita. Lemhanas dan Kemenristek Dikti yang akan ditunjuk menjadi ‘leader’ dalam program ini,” tambahnya.
Luhut juga menyatakan, bahwa Presiden Joko Widodo pun sudah mencanangkan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan yang juga berkualitas.
“Presiden sudah mencanangkan anak-anak terbaik Indonesia harus disekolahkan di universitas terbaik, misalnya dari ASN-ASN sekarang yang terbaik. Nah mereka itu yang disekolahkan ke top universitas akan tetapi ‘open heart’, ‘open mind’ dan ‘open will’ tadi sangat penting diperkuat. Harus ada ekosistem juga setelah mereka pulang dari studinya, jangan lagi ‘what next,” katanya.
Di tempat yang sama, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir menjelaskan, bahwa pihaknya akan mereformasi sistem pendidikan di Perguruan Tinggi (PT), yang dinilainya selama ini ada sedikit kekurangan.
“Kami akan lakukan perubahan secara besar-besaran, antara lain pola pikir di perguruan tinggi yang selama ini terkungkung di dalam satu kampus, agar bagaimana nantinya membuka diri dan dapat melihat dunia, mengenai bagaimana kemajuan dan melihat diri kita seperti apa. Jadi kita bisa melihat apa ‘opportunity’ dan terus melihat ke depan, serta bagaimana melihat kohesivitas itu harus kita bangun bersama untuk kemajuan bangsa dan negara,” jelasnya.
Revolusi Industri 4.0 adalah revolusi industri ke 4 dimulai dengan revolusi internet pada tahun 90-an, yang dengan pesat berkembang, sehingga internet digunakan di segala bidang.
Era ini ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Istilah Revolusi Industri 4.0 diperkenalkan pertama kali oleh Jerman.
Penyusunan roadmap industri 4.0 oleh pemerintah diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global, serta dapat menjadikan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia di 2030.
Baca juga: Luhut Pandjaitan bantah Indonesia hidup dari utang
Baca juga: Kemdikbud sebut hanya 40 persen guru siap dengan teknologi
Baca juga: Menperin: pemerintah dorong milenial sambut Industri 4.0
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018