Setelah kami meninjau lokasi ternyata berasal dari limbah pencucian tahu dan daging oleh pedagang

Gunung Kidul, Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), akan melakukan perbaikan drainase yang ada di Pasar Darurat Playen guna menindaklanjuti keluhan pedagang terkait genangan air yang menyebabkan bau busuk.

"Kami sudah mendengar keluhan dari pedagang terkait sumber bau. Setelah kami meninjau lokasi ternyata berasal dari limbah pencucian tahu dan daging oleh pedagang," kata Kepala Bidang Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunung Kidul Ari Setiawan di Gunung Kidul, DIY.

Ia mengatakan, saat ini sudah dibangun "septic tank" oleh pekerja. Harapannya limbah segera dialirkan ke bak penampungan yang berada di sebelah timur pasar. "Untuk genangan, kami sudah siapkan mesin pompa yang nantinya air akan disedot dibuang ke sungai," katanya.

Ari mengatakan, pemkab sendiri menargetkan pembangunan Pasar Playen akan selesai pada tahun depan. Rencananya, Pasar Playen bisa menampung 403 orang pedagang.

"Tahun 2019 diharapkan selesai, sehingga pedagang segera pindah ke pasar yang selesai direnovasi," katanya.


Pasar percontohan pertama yang dibangun yakni Pasar Playen yang menghabiskan anggaran Rp6 miliar. "Tahap pertama sudah selesai 100 persen, tahap kedua mulai digarap tahun depan dengan anggaran Rp4,5 miliar," katanya.

Ia mengatakan, pasar yang berada di Desa Ngawu ini nanti aktivitas jual beli terpusat dalam satu titik, tidak berpencar seperti pada umumnya pasar tradisional di Gunung Kidul.

"Konsep pembangunan pasar dengan model satu lebih simple, dan rapi berkaitan penataan pedagang. Pasar Playen akan menjadi percontohan agar tetap eksis," katanya.

Pembangunan pasar tradisional, kata dia, terus diupayakan oleh Pemkab Gunung Kidul agar bisa bersaing dengan pasar modern yang saat ini banyak muncul di Gunung Kidul.

"Pemkab akan melakukan revitalisasi pasar tradisional untuk membangkitkan dan menggerakan kembali eksistensinya, sekaligus memposisikan pasar tradisional dengan konsep belanja satu atap yang aman, nyaman, bersih dan ekonomis," kata Ari Setiawan.

Salah seorang pedagang, Sayuti mengatakan kesulitan berdagang saat musim hujan. Ia harus mengevakuasi barang dagangan ke lokasi aman agar terhindar dari genangan air.

"Semoga pasar baru nanti pembangunannya tepat waktu," katanya.


Baca juga: Harga daging di Gunung Kidul kembali naik

Baca juga: Harga kebutuhan pokok di Gunung Kidul naik usai dihantam Cempaka

Pewarta: Sutarmi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018