Jakarta (ANTARA News) - Indonesia, Minggu, harus merelakan tiga peluang emas untuk membawa pulang gelar dari turnamen Jepang Terbuka Super Series melayang begitu saja. Pada seri kedelapan dari turnamen Super Series tersebut, Indonesia menempatkan tiga wakil mereka di final yaitu di nomor tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran, namun tidak ada satupun wakil Pelatnas yang mampu memanfaatkan kesempatan emas tersebut. Menurut situs resmi turnamen, pebulutangkis nomor satu Indonesia Taufik Hidayat harus menyerah dalam pertandingan tiga game dari pemain nomor satu Malaysia Lee Chong Wei 20-22, 21-19, 19-21 yang berlangsung selama 65 menit. Setelah bermain imbang 10-10 pada awal game pertama, Taufik juara Olimpiade Athena 2004 mampu unggul 13-10 sebelum Lee menyamakan kedudukan menjadi 20-20 dan memetik game pembuka itu. Lee yang menjadi unggulan keempat itu pun tampaknya akan dapat mengakhiri pertandingan itu dalam dua game, tetapi Taufik yang baru saja dikaruniai seorang putri pada awal Agustus mampu bangkit dan menyusul ketertinggalannya dari 6-12 untuk unggul 17-15 sebelum memaksa dipertandingkannya game penentuan. Pemain Malaysia yang tampil sebagai juara Indonesia Terbuka itu pun tampil baik pada awal game ketiga dengan unggul 15-8 sebelum membukukan match poin pertamanya pada kedudukan 20-14. Meski sempat membuka peluang untuk bisa menyamakan kedudukan dengan merebut lima poin secara berturut-turut, namun Taufik tidak kuasa membendung langkah Lee untuk merebut gelar ketiganya tahun ini. Bagi Lee, kemenangan tersebut merupakan kemenangan keduanya secara berturut-turut atas Taufik pada musim ini setelah sebelumnya juga memetik kemenangan rubber game di China Master sekaligus membukukan kemenangan ketiganya dari tujuh pertemuannya dengan Taufik. Di nomor ganda campuran, pasangan juara dunia Nova Widiyanto/Lilyana Natsir gagal membendung langkah unggulan teratas asal China Zheng Bo/Gao Ling dan harus menyerah dalam pertandingan dua game 19-21, 14-21 dalam waktu 41 menit. Seperti yang dikutip dari situs badzine.info, Zheng mengaku sangat gembira dapat memenangi pertandingan final karena telah bermain baik di sepanjang pertandingan. "Pada mulanya saya sedikit gugup dan membuat beberapa kesalahan, tetapi saya terus berusaha dan pelatih mengatakan agar kami lebih fokus. Kemudian, lawan mulai melakukan kesalahan dan kami pun meningkatkan permainan," kata Zheng. Gao yang selalu tersenyum pun menambahkan bahwa target utama mereka adalah Olimpiade. "Mungkin masih jauh, tetapi kami merasa Olimpiade tinggal besok. Kami ingin terus maju sehingga siap untuk Olimpiade." Kemenangan Zheng/Gao itu pun sekaligus membalas kekalahan mereka dari Nova/Lilyana di final Kejuaraan Dunia Malaysia, Agustus lalu. Peluang terakhir, yaitu dari ganda putra pun harus lepas dari genggaman setelah pasangan Pelatnas Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto Chandra gagal memetik kemenangan pada final pertama mereka musim ini. Pasangan Indonesia yang melaju ke semifinal China Master itu harus menyerah dari mantan senior mereka di Pelatnas yaitu Chandra Wijaya/Tony Gunawan dalam pertandingan dua game langsung 18-21, 17-21 dalam waktu 29 menit. Sempat bermain imbang hingga kedudukan 16-16, pasangan gado-gado Indonesia/Amerika Serikat itu pun memastikan kemenangan pada game pertama dalam waktu 14 menit dan meneruskan momentum tersebut hingga akhir pertandingan. Di nomor tunggal putri, pemain Denmark Tine Rasmussen membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan kedua dari China Xie Xinfang dalam pertandingan dua game 21-15, 21-17, sedang ganda putri menjadi milik China melalui pasangan Yang We/Zhang Jiewen yang menekuk rekan senegaranya Zhao Tingting/Yu Yang 21-17, 21-5.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007