Bogor (ANTARA News) - Keberadaan kedai kopi di kota hujan Bogor, Jawa Barat terus menjamur di berbagai sudut kota hingga jumlahnya saat ini ada 30 kedai kopi.
Chrisnayana Deden pendiri Mad Coffee saat ditemui, Minggu mengatakan kedai miliknya untuk mengenalkan Kopi Bogor kepada masyarakat luas yang bersumber dari petani kopi yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.
Dikatakan, setiap kedai memiliki segmennya masing-masing begitu pula dengan Mad Coffee yang tetap memilih tampil dengan ala ngopi di kebun.
Kedai kopi di Bogor juga menyediakan layanan jaringan internet gratis (wifi) yang bisa diakses pengunjung selama nongkrong di kedai tersebut.
Harga kopi juga disesuaikan dengan kantong para kaum milenial yakni Rp10 ribu, dan menyediakan kopi yang sudah diblend dengan susu dan es, juga ada kopi seduh tanpa gula bagi penikmat kopi tubruk.
Seperti di Mad Coffee selain menu kopi, juga menyediakan aneka cemilan, seperti roti panggang cokelat bertabur cokelat ceres.
Pengujung juga bisa menghabiskan waktu dengan membaca buku-buku bacaan yang tersedia di mini rak di salah satu sudut ruangan.
Keberadaan kedai kopi juga untuk mempromosikan Kopi Bogor, dan memberdayakan petani kopi agar lebih sejahtera, ujar Chrisnayana yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Kelembagaan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Kabupaten Bogor.
Kopi Bogor sejak diperkenalkan tahun 2016 keberadaannya semakin mendapat pengakuan tidak hanya di tingkat nasional bahkan internasional.
Pada tahun 2016 lalu, Kopi Bogor asal Desa Cibulao berhasil menyabet juara pertama untuk kompetisi kopi tingkat nasional di Aceh.
Lalu pada tahun 2017, Kopi Landong masuk peringkat tujuh dalam kompetisi di Jakarta. Tahun 2018 Kopi Babakan mendapat peringkat empat di tingkat nasional.
"Ini satu prestasi yang membanggakan mendapat pengakuan di nasional bahkan internasional," katanya.
Belum lama ini dua jenis kopi asal Bogor memenangkan penghargaan Agency for the Valorization of Agriculture Product (AVPA) Gourment Produk di Pameran SIAL Paris, Prancis.
AVPA merupakan organisasi Prancis yang bertujuan membantu para produsen produk pertanian dari seluruh dunia untuk memasarkan produknya di pasar Eropa.
"Kopi Bogor dibawa oleh Nino Fernandez ke Prancis yang merupakan `buyer` (pembeli) kita," kata Krisnayana.
Ketua Kelompok Tani Kopi Gunung Archa asal Kecamatan Sukamakmur, Budi Iran mengaku telah memasarkan produk kopinya ke sejumlah pembeli dari negara lain.
Baca juga: Rumah kreatif untuk barista
Baca juga: Komunitas Bogor sajikan 10.000 cangkir kopi gratis
Baca juga: Presiden "ngopi" sore di Istana Bogor
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018