Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berdialog dengan 150 nasabah Permodalan Nasional Madani program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) di Kelurahan Bantarjati Dua, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Presiden didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur PNM Arief Mulyadi duduk bersama ratusan ibu nasabah Mekaar PNM, berdialog dan mendengarkan masukan-masukan dari warga.

Presiden mengaku senang bisa bertemu ibu-ibu nasabah PNM Mekaar asal Kota Bogor yang begitu antusias hadir dan menyampaikan masukan-masukannya.

Di hadapan ratusan ibu-ibu peserta PNM Mekaar, presiden menyebutkan tujuan dari program permodalan tersebut.

Presiden menerangkan program PNM Mekaar sudah dimulai sejak akhir 2015, dan hingga kini total sudah ada 3,9 juta nasabah PNM se-Indonesia.

"Untuk apa program ini ada? Yang pertama kita ingin agar rumah tangga yang terutama ada di kampung dan desa secara kongkret dapat meningkatkan kesejahteraannya," katanya.

Yang kedua, lanjut presiden, PNM Mekaar didirikan agar ibu-ibu yang memiliki usaha mikro dan usaha kecil bisa dibantu untuk mengembangkan usahanya melalui bantuan modal usaha.

"Karena banyak sekali jumlahnya, ada yang jualan di warung, mulai dari gorengan, bakso, di pasar, bisa dapat tambahan modal, bisa berkembang usahanya," lanjutnya.

Menurut presiden program ini menyasar kaum ibu, karena ibu-ibu memiliki ketekunan dan ketelitian, lebih disiplin, lebih dipercaya, dan jujur, serta bertalenta dalam mengatur keuangan dibandingkan bapak-bapak.

"Kalau bapak yang diberi nanti untuk rokok, bedanya di situ, disasar ibu-ibu," tambahnya.

Presiden mengatakan telah menginstruksikan menteri terkait untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan bantuan modal usaha melalui PMN Mekaar ini. Dan di 2019 akan dikembangkan lebih luas mencakup seluruh wilayah di Tanah Air.

Anggota PNM Mekaar ini dapat mengakses bantuan pinjaman modal sebesar Rp2 juta. Untuk bisa mengaksesnya warga harus membentuk kelompok antara 10 sampai 15 orang anggota.

Dalam dialog dengan anggota PNM Mekaar ini presiden mempersilahkan tiga ibu untuk bertanya kepada dirinya terlebih dahulu.

Ketiga ibu yang mendapatkan kesempatan bertanya lebih dulu yakni Sri Rahayu, Nina Agusniar dan Yulia.

Ketiganya menyampaikan harapan agar presiden membantu persoalan masyarakat kurang mampu di wilayah Bantarjati. Seperti Yulia mengeluhkan masalah listrik yang kurang terang, dan sering padam saat hujan.

Lalu Sri Wahyuni mengharapkan adanya pembagian sertifikat untuk warga Bantarjati, Kota Bogor, karena belum pernah ada yang dapat.

"Saya lihat di televisi, bapak bagi-bagikan sertifikat tanah gratis. Mudah-mudahan di kampung ini juga ada, karena bapak saya berpesan belum punya sertifikat tanah," katanya.

Sementara itu Nina Agusniar menyampaikan persoalan rumah tidak layak huni, dan berharap presiden memberikan bantuan.

Direktur PNM Arief Mulyadi menambahkan di Kelurahan Bantarjati Kecamatan Bogor Utara jumlah anggota PNM mencapai 2.937 nasabah.

"Untuk se-Kota Bogor total nasabah PNM Mekaar ada 138.300 nasabah," ujarnya.

Baca juga: Presiden apresiasi kemandirian perempuan wirausaha mikro
Baca juga: Presiden berharap dana desa bisa kembangkan potensi desa

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018