Bandung (ANTARA News) - Pemuda asal Bandung Nurman Farieka Ramdhani (23) berhasil mengubah kulit ceker ayam menjadi bahan baku pembuatan sepatu yang memiliki nilai jual tinggi.
"Ide tersebut saya dapat dari ayah saya sendiri yang merupakan seorang lulusan Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta," katanya di Bandung, Minggu.
Ayah Nurman mengembangkan kulit ceker ayam sebagai bahan kulit saat penelitian di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik di Yogyakarta.
Namun, ayahnya tidak lagi melanjutkan mengembangkan produk tersebut. Oleh sebab itu, Nurman memutuskan untuk meneliti kembali kulit ceker ayam sebagai bahan baku.
Eksperimennya berproses selama satu tahun. Pada awal 2017, Nurman mulai berani menampilkan sepatu dari kulit ceker ayam yang diberi merek Hirka Shoes.
"Ide ini sudah ada 15 tahun yang lalu sejak ayah meneliti," katanya.
Menurut Nurman, pemanfaatan limbah kulit ceker ayam ini juga sebagai bagian kampanye benda tidak terpakai menjadi bernilai jual tinggi.
Selain kulit ceker ayam mudah ditemukan, pemanfaatannya tidak mengganggu populasi hewan. Berbeda dibandingkan dengan kulit buaya maupun ular.
Sebuah sepatu, menurut Nurman, memerlukan kulit dari 22 ceker ayam. Jadi sepasang sepatu perlu dua kali lipatnya. Proses pembuatan sepatu dan pengupasan kulit ceker dilakukan secara manual, sehingga penyelesaian sepasang sepatu lebih dari sepekan.
"Saya tertarik membuatnya karena unik dan belum ada yang membuatnya," ujarnya.
Untuk jenis kulit ceker ayam pun diseleksi. Nurman membutuhkan ayam dengan minimal bobot seberat dua kilogram, hal ini supaya kulit ceker yang dihasilkan semakin besar dan lebar.
"Supaya tidak memakan waktu banyak untuk produksi. Semakin kecil kulit, nanti semakin lama lagi waktu untuk memprosesnya sebagai sepatu," kata Nurman.
Menurut Nurman, keunggulan kulit ceker ayam adalah tekstur kulitnya memiliki pola alamiah, sehingga setiap sepatu memiliki pola kulit yang berbeda-beda ketimbang kulit buaya dan ular.
Nurman juga mewarnai hasil akhir dan sepatu tersebut dengan ragam warna.
"Kulit ceker ayamnya kita beri warna ada yang tan, gold, navy, merah, coklat, hijau, dan warna orisinal," tuturnya.
Sepatu Hirka edisi kulit ceker ayam dibanderol dengan harga Rp500.000 sampai Rp2 juta per pasang. Pelanggan perlu memesan terlebih dulu untuk dilakukan pengukuran sebab proses pembuatannya cukup memakan waktu.
Ia pun berencana untuk melebarkan sayap usaha dengan membuat aneka jenis barang dari kulit ceker ayam.
"Kita akan membuat barang-barang yang universal dan berukuran kecil supaya lebih cepat dan mudah dibuatnya seperti dompet, dompet STNK, atau gantungan kunci," kata dia.
Baca juga: Mahasiswa Brawijaya ciptakan pelembab dari ceker ayam
Baca juga: industri kecil sepatu kulit ini jangkau seluruh Indonesia berkat online
Baca juga: Sepatu Bali laku di mancanegara
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018