Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan ketiga September 2007 (17-23 September) akan dipengaruhi keputusan Bank Sentral AS (The Fed) yang akan memutuskan tingkat suku bunganya. "Indeks BEJ pekan depan akan dipengaruhi oleh keputusan The Fed, jika suku bunga diturunkan pasar akan menerima positif dan jika tetap pasar akan kecewa sebentar," kata Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta, pada akhir pekan ini. Namun, kata Krisna, penurunan pasar jika ada kekcewaan terhadap keputusan The Fed tidak akan menggeser IHSG dari level 2.100. "Indeks masih akan bertahan di level 2.100," tambahnya. Sementara dari dalam negeri belum ada berita baru yang bisa mendorong pasar, ungkap Krisna. Dia hanya melihat sentimen individu saham yang akan lebih banyak berperan. Selain itu, faktor kenaikan harga minyak mentah yang berada di kisaran 80 dolar AS per barel masih menjadi pendorong harga saham sektor minyak. Namun, lanjut Krisna, harga minyak mentah dunia ini juga menjadi kekhawatiran menjadi pemicu kenaikan inflasi, sehingga akan mempergaruhi perekonomian, terutama AS. "Kondisi ini yang dapat dijadikan pertimbangan The Fed untuk kembali mempertahankan suku bunganya," kata Krisna. Selama pekan ini IHSG ditutup melemah 14,294 poin menjadi 2.225,607 dibanding pada pekan sebelumnya yang berada di posisi 2.239,901. Sedangkan LQ45 ditutup menurun 4,441 poin menjadi 465,257 dibanding pada pekan sebelumnya yang berada di posisi 469,698. Penurunan indeks ini sebenarnya terjadi di awal pekan karena mengikuti penurunan tajam bursa AS yang disebabkan oleh munculnya kekhawatiran terhadap krisis `subprime mortgage`. Setelah penurunan tajam ini, sebenarnya indeks cenderung naik, namun kenaikannya tidak sebesar penurunan, karena hanya didorong oleh sentimen individu dan lebih banyak didominasi saham lapis kedua. (*)

Copyright © ANTARA 2007