Lantunan shalawat "Ya Nabi Salam ’Alaika", "Ya Rasul Salam ’Alaika", "Ya Habib Salam ’Alaika", "Sholawatullah ’Alaika", yang saling bersahut-sahutan terdengar sejak turun dari sarana transportasi yang digunakan, maupun massa yang berjalan kaki

Jakarta, (ANTARA News) - Peserta aksi reuni 212 yang berasal dari Jabodetabek dan daerah-daerah lain berdatangan menuju tempat diselenggarakannya acara itu di lapangan Monas, Jakarta, Minggu pagi, dan diwarnai dengan kumandang shalawat Nabi Muhammad yang bergema bersahut-sahutan.

Lantunan shalawat "Ya Nabi Salam ’Alaika", "Ya Rasul Salam ’Alaika", "Ya Habib Salam ’Alaika", "Sholawatullah ’Alaika", yang saling bersahut-sahutan terdengar sejak turun dari sarana transportasi yang digunakan, maupun massa yang berjalan kaki.

Berdasarkan pantauan Antara, para peserta memenuhi angkutan umum seperti bus Transjakarta dan juga Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line. Sebagian besar para peserta menggunakan pakaian putih-putih.

Di Stasiun Gondangdia, KRL dari arah Bogor maupun Bekasi, massa "mengular", sehingga kereta yang baru turun, harus berhenti cukup lama, hampir 20 menit, agar penumpangnya bisa turun. Selepas bisa keluar dari gerbang keluar-masuk, ternyata untuk mencapai jalan raya juga tidak mudah, karena massa yang sudah terlebih dahulu tiba juga sudah memadati area luar stasiun.

Sepanjang jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, massa memenuhi jalur tersebut, sehingga kendaraan umum dan juga kendaraan lain, berhenti total karena "menyemutnya" massa.

Sementara itu, di sejumlah jalan, para peserta yang akan mengikuti aksi juga banyak menggunakan sepeda motor sembari mengibarkan bendera, baik bendera Merah Putih, bendera bertuliskan kalimat tauhid.

"Saya menggunakan motor dengan keluarga karena rumah saya jauh dari stasiun," kata Hanin (27).

Hanin yang merupakan warga Ciputat, Tangerang, Provinsi Banten itu datang bersama suami dan dua anaknya. Di sepeda motornya terpasang bendera warna putih dengan kalimat tauhid.

Dia mengatakan ikut dalam aksi tersebut bukan bermotifkan politis, namun hanya ingin mengenang kembali peristiwa dua tahun lalu tersebut.

Para peserta aksi juga banyak berjalan kaki menuju Monas. Para peserta bercampur dengan massa yang berolahraga di area hari bebas kendaraan di sekitar Jalanrman-MH Thamrin.

Ketua Media Center Reuni 212, Novel Bamukmin, mengatakan aksi tersebut tak memiliki tujuan politis, dan hanya semata-mata wisata religi dan menegakkan kalimat tauhid.

"Tidak ada unsur politiknya. Kami tidak izinkan adanya bendera lain yang berkibar, selain Merah Putih dan bendera tauhid. Bendera partai tidak kami izinkan," kata Novel.

Baca juga: Kwitang hingga Tugu Tani-Monas dipadati massa 212
Baca juga: Jalan Medan Merdeka Selatan tidak bisa dilalui
Baca juga: Azan Subuh berkumandang di Monas

Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018