Lebak (ANTARA News) - Warga Badui Luar di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, kini mengalami masa paceklik setelah hasil panen huma ladang tidak memenuhi kebutuhan hidup keluarga. "Hasil panen tahun ini tidak mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga terpaksa berjualan madu lebah untuk membeli beras," kata Ocim (45) seorang warga Badui Luar yang tinggal di Kampung Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Sabtu. Akibat minimnya pendapatan padi huma, ia bersama rekan-rekan lainnya tidak kurang sedikitnya 30 orang berjualan madu keliling ke daerah Jakarta, Serpong, Tangerang dan Bogor. Akan tetapi, hari ini Sabtu (15/9), ia berjualan ke daerah Bogor dengan berjalan kaki menempuh jarak sekitar 120 kilometer. "Pulangnya saya seminggu sekali setelah berhari-hari berjualan dan hasilnya membeli beras sebanyak dua gantang (20 liter)," kata Ocim sambil menjelaskan membawa dagangan sebanyak 20 botol madu dengan harga Rp25 ribu per botol. Ia mengatakan, sudah hampir tiga bulan terakhir dirinya berjualan madu mengingat saat ini di kampung mengalami masa paceklik setelah menurunnya pendapatan hasil panen huma itu. "Memang, pendapatan panen tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun lalu, selain tanaman sering terserang hama juga lahan untuk bertani sangat berkurang. Pokoknya panen sekarang ini tidak bisa diharapkan lagi," ujarnya. Berjualan madu, kata dia, sangat membantu kesulitan ekonomi keluarga, walaupun masa paceklik namun anak-anak dan isteri bisa makan sehari-hari. "Lima anak dan seorang isteri terpenuhi kebutuhan makan dari hasil berjualan madu itu. Padahal, saat ini harga beras di kampung sudah mencapai Rp 4000/kg," katanya menambahkan. Hal sama juga dialami Sarim (45) warga Badui Luar mengatakan, hasil panen huma ladang tahun ini sangat berkurang dan tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Karena itu, ujar dia, terpaksa mencari uang dengan berjualan madu keliling itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007