Jakarta (ANTARA News) – Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan berharap program Jak Lingko, yang sebelumnya bernama One Karcis One Trip (OK Otrip), menjadi induk dari integrasi transportasi publik di Jakarta.

“Sesuai dengan arti kata Lingko sendiri diambil dari bahasa Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu jaring laba-laba. Maka diharapkan sistem transportasi di Jakarta tersambungkan satu sama lain menjadi satu jejaring yang saling terintegrasi. Mulai dari transportasi moda angkutan umum massal jenis mikro bus, medium, besar, Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) semua tersambung menjadi satu sistem transportasi,” ungkap Anies dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Sabtu.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta itu menyampaikan hal tersebut saat meluncurkan program Jak Lingko di Balai Kota, Sabtu.

Dalam kesempatan tersebut, Anies mengatakan melalui Jak Lingko, bus kecil, medium dan besar berjejaring akan terintegrasi dengan transportasi massal berbasis rel seperti Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT) dan commuter line serta transportasi berbasis Bus Rapid Transit (BRT) seperti Transjakarta.

Karena Jak Lingko meneruskan program OK Otrip sebelumnya, untuk sementara waktu Jak Lingko berada di bawah tanggung jawab PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

“Tetapi sesudah ada MRT dan LRT, baru kita atur siapa pengelola seluruh moda transportasi massal ini. Sekarang kita serahkan dulu ke PT Transjakarta,” kata orang nomor satu di ibu kota tersebut.

Tidak hanya MRT, LRT dan BRT, Pemprov DKI Jakarta juga akan menggandeng PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dalam program Jak Lingko.

Bahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2018-2022, Pemprov DKI akan membangun elevated loopline.


Baca juga: DKI diminta tidak naikkan pajak meski target meningkat

Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono mengatakan telah memperluas jangkauan transportasi dengan membuka beberapa rute baru. Sampai Agustus 2018, Transjakarta sudah menjangkau dua pertiga populasi di DKI Jakarta.


“Pada tahun 2015, saat itu layanan kita menjangkau 54 persen populasi Jakarta dan 42 persen wilayah Jakarta. Pada tahun ini, kita sudah dapat menjangkau 68 persen populasi dan 58 persen wilayah Jakarta. Pencapaian ini kita dapat dengan melakukan perluasan layanan integrasi bus kecil melalui penambahan kerja sama dengan para operator bus kecil secara aktif tergabung Jak Lingko,” jelasnya.

Untuk memperluas integrasi antar moda, PT Transjakarta juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT MRT Jakarta terkait Studi Integrasi Transportasi Antarmoda, imbuh Agung.

Dia menyatakan bahwa integrasi transportasi yang dilakukan tidak hanya bekerja sama dengan PT MRT Jakarta, tetapi juga dengan seluruh moda transportasi publik yang ada di Jakarta. Sistem tersebut tidak hanya terintegrasi di dalam rute, tetapi juga akan terintegrasi dari tiket dan manajemen atau pengelolaannya.

“Diharapkan, Januari 2019, sudah ada rencana pendahuluan studi integrasi antar moda tersebut,” pungkasnya.

Pewarta: Katriana
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018