Cirebon (ANTARA News) - Kapolda Jabar Irjen Pol Sunarko Danu Ardhanto mengatakan, pihaknya masih belum dapat memastikan jenis bahan peledak maupun asal usulnya yang menyebabkan ledakan di rumah Toif (51) warga Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng Kab. Indramayu, Jabar yang terjadi Jumat kemarin. "Masih belum bisa dipastikan jenis bahan peledaknya karena kami masih berupaya mengumpulkan keterangan saksi disertai barang bukti untuk kita serahkan ke Tim Puslabfor Mabes Polri yang hingga saat ini masih terus bekerja guna membuat kajian," kata Kapolda yang meninjau lokasi ledakan, Sabtu siang. Kapolda juga mengemukakan, ledakan yang menewaskan pemilik rumah, Toif, masih terlalu dini untuk dikaitkan dengan peristiwa ledakan yang terjadi di Cimahi Jawa Barat dan tempat lainnya di Jabar. Menurut Kapolda, serpihan benda yang menempel di tubuh almarhum Toif sudah diserahkan Tim Olah TKP ke Tim Puslabfor untuk dikaji lebih dalam. "Kematian Toif disebabkan karena luka. Sekitar 60 persen kondisi tubuhnya terluka bakar. Korban juga mengalami luka benturan benda pada wajah, dada dan tangan," katanya. Sebelumnya jenazah almarhum Toif, yang sehari-hari berjualan es balok di Pasar Karangampel Sabtu (15/9) pukul 11.15 WIB tiba di rumah keluarga korban di Desa Sendang, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu setelah sebelumnya menjalani otopsi di RS Bayangkara Losarang. Jenazah korban yang yang sudah dikafani kemudian disholatkan, lalu tak berapa lama dibawa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sendang, Kecamatan Karangampel Indramayu dengan diantar ratusan kerabat, tetangga juga sahabatnya. Ny Wenti (35) yang merupakan istri kedua korban masih belum diizinkan pulang ke rumah karena sampai Sabtu pukul 12.00 WIB masih dimintai keterangan di Mapolres Indramayu. Polisi juga masih mengamankan ponsel Ny Toif sebagai bahan pemeriksaan.. Sejumlah tetangga korban menyebutkan, almarhum Toif yang baru 4 tahun tinggal di rumah sederhana berukuran lebar 8 meter dan panjang 15 meter itu sebagai warga yang pendiam dan kurang bergaul dengan tetangga. "Almarhum jarang bergaul dan mempunyai hobi mengkoleksi sepeda motor. Ada 6 sepeda motor milik Toif semuanya sudah tua hanya satu sepeda motor Honda Tiger yang masih baru dan itupun jarang dipakai," kata Udin salah seorang guru SMP N Karangampel yang juga tetangga korban. Menurut Udin, almarhum semasa hidup sering memanggil beberapa orang mekanik sepeda motor antik untuk memperbaiki lima motor tuanya itu. Saat kejadian hanya ada 3 orang yang menempati rumah itu yaitu Toif (50), istrinya Ny Wenti (35) dan anak tirinya Neli (15) yang masih duduk di kelas 1 SMA di Karangampel.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007