Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kinerja dan dukungan Badan Karantina Pertanian (Barantan) terhadap ekspor komoditas unggulan yang selama periode 2015-2018 nilainya mencapai Rp1.062 triliun.
"Kami bangga dengan kontribusi Karantina, ini yang lebih masif lagi, ekspor kita untuk 10 komoditas strategis nilainya tidak tanggung-tangung Rp1.062 triliun, separuh dari APBN," kata Amran di Jakarta, Jumat.
Sepuluh komoditas unggulan tersebut adalah sawit dan turunannya, karet, kacang mede, kelapa dan turunannya, tembakau, kakao, teh, kopi, lada dan madu. Total ekspor 10 komoditas tersebut selama empat tahun terakhir sebesar 67,88 juta ton dengan nilai Rp1.062 triliun.
Komoditas yang paling berkontribusi terhadap ekspor adalah produk sawit dan turunannya pada 2015 sebesar 26,47 juta ton dengan nilai Rp200 triliun; 2016 sebesar 8,9 juta ton senilai Rp71,5 triliun; 2017 sebesar 9,8 juta ton senilai Rp96,5 triliun; dan 2018 (data sementara sampai November) sebesar 8,7 juta ton senilai Rp85,5 triliun.
Mentan meminta pada jajaran Badan Karantina Pertanian (Barantan) untuk memperkuat sistem dan layanan perkarantinaan agar produk pertanian dapat terjamin kesehatan dan keamanannya. Dengan memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor, produk pertanian lokal dapat menembus pasar global.
Saat ini Kementerian Pertanian melalui Barantan selama 4 tahun terakhir telah melakukan perundingan Sanitary and Phytosanitary (SPS) serta protokol karantina dengan 18 negara. Kementan pun melakukan pendampingan kepada petani guna pemenuhan persyaratan protokol karantinanya.
Manggis merupaka contoh komoditas yang telah melalui negosiasi perkarantinaan yang panjang dan berhasil menembus pasar ekspor dan terus mengalami peningkatan tren dagang. Ekspor buah manggis selama empat tahun terakhir tercatat mencapai Rp11,62 triliun dan telah menembus pasar di 24 negara.
Selain memberikan jaminan bebas terhadap penyakit kutu putih, Barantan juga memberikan layanan pemeriksaan karantina di tempat pemilik atau inline inspection.
Komoditas lain dengan kesisteman perkarantinaan antarnegara yang telah dibangun dengan baik adalah Sarang Burung Walet (SBW). Komoditas ini terus didorong untuk memenuhi persyaratan protokol karantina. Tren peningkatan nilai dagangnya juga terus naik di kurun waktu 4 tahun terakhir.
Volume ekspor per tahun sebesar 700,66 ton pada 2015; 773,22 ton pada tahun 2016; 1.158,15 ton di tahun 2017 dan sampai dengan Oktober 2018 telah mencapai volume 1.136,09 ton. Total nilai ekspor selama empat tahun sebesar Rp107,2 triliun.
Selain terus membuka akses pasar di pasar global untuk produk konvensional ekspor, komoditas pertanian yang unik juga telah mulai masuki pasar ekspor. Selain kualitas, adanya persyaratan SPS yang dipenuhi membuat beberapa komoditas seperti daun ketapang, daun lontar, dan sapu lidi dapat diterima pasar internasional.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018