Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau meningkatkan kewaspadaan serta pengamanan lembaga pemasyarakatan di wilayah itu menyusul insiden kericuhan dan kaburnya ratusan tahanan di LP Lambaro, Kamis kemarin (29/11).
"Saya sampaikan ke jajaran seluruhnya, terutama divisi pemasyarakatan se-Riau untuk lebih tingkatkan kewaspadaan paa warga binaan kita," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau, M Diah, di Pekanbaru, Jumat.
Diah mengatakan langkah itu sangat penting diambil karena lembaga yang ia pimpin saat ini pernah mencatat sejarah kelam ketika 478 tahanan dan narapidana melarikan diri dari Rumah Tahanan Sialang Bungkuk, Kota Pekanbaru, Mei 2017 silam.
Insiden yang terjadi di Aceh hampir serupa dengan yang terjadi di Rumah Tahanan Sialang Bungkuk, di mana kaburnya ratusan tahanan saat itu diawali dengan kerusuhan hingga melarikan diri dalam jumlah besar.
"Saya sampaikan agar kejadian di Aceh jangan sampai merembet dan terulang lagi di Riau," ujarnya.
Dalam instruksinya, dia mengatakan telah memerintahkan kepada jajarannya untuk meningkatkan pengamanan melalui koordinasi yang baik dengan aparat TNI dan Kepolisian Indonesia.
Kepala Bidang Humas Polda Aceh, AKBP Ery Apriyono, mengatakan, sebanyak 113 tahanan melarikan diri dari Lapas Klas IIA Lambaro, kemarin. Dari jumlah itu, 10 di antaranya berhasil ditangkap kembali.
"Berdasarkan data sementara napi yang ada di LP Kelas II A Lambaro berjumlah 720 orang, dan yang melarikan diri 113 orang serta telah berhasil ditangkap 10 orang. Selebihnya masih dalam pengejaran oleh personel jajaran Polresta Banda Aceh dan Polda Aceh," ujar dia.
"Dalam peristiwa itu, seorang petugas LP bernama Budiawan Akbar menjadi korban akibat dianiaya oleh para napi di parkiran luar LP," katanya.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018