Pekanbaru (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status Siaga Darurat Banjir setelah status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yang resmi berakhir pada Jumat.
"Status siaga darurat Karhutla kita cabut. Alhamdulillah sudah tiga tahun kita bisa cegah kabut asap. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana menangani banjir," kata Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau Ahmad Syah Harrofie yang mewakili Pelaksana Tugas Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim dalam rapat.
Ia mengatakan status siaga darurat banjir akan berlaku hingga 31 Desember 2018.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan selama masa siaga darurat kebakaran hutan-lahan luas area yang terbakar mencapai 5.776,46 hektare, tersebar di Rokan Hulu (99 hektare), Rokan Hilir (1.985 hektare), Dumai (512 hektare), Bengkalis (576 hektare), Meranti (963 hektare), dan Siak (157 hektare), Pekanbaru (52 hektare), Kampar (127 hektare), Pelalawan (266 hektare), Indragiri Hulu (576 hektare), Indagiri Hilir (458 hektare), dan Kuantan Singingi (dua hektare).
Edwar mengatakan hingga akhir tahun ini tidak ada kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Pemerintah provinsi kemudian menetapkan status siaga darurat banjir karena menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau memasuki musim hujan sejak Oktober 2018 hingga Januari 2019 dan selama November beberapa kabupaten/kotanya mengalami banjir.
Banjir itu secara keseluruhan berdampak pada 13.447 kepala keluarga di dua kecamatan Kota Pekanbaru, tiga kecamatan Kabupaten Bengkalis, enam kecamatan Rokan Hilir, sebelas kecamatan Kuantan Singingi, empat kecamatan Rokan Hulu, dan sepuluh kecamatan Indragiri Hulu.
Baca juga:
Empat daerah Riau tanggap darurat banjir
Banjir genangi ribuan rumah di Indragiri Hulu Riau
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018