Surabaya (ANTARA News) - Pimpinan TNI AL mengundang ahli waris atau keturunan dua pahlawan nasional untuk peresmian kapal perang, KRI Diponegoro dan KRI dr Suharso di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Senin (17/9) mendatang. Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful kepada ANTARA News di Surabaya, Sabtu, menjelaskan, pada upacara peresmian, ahli waris akan menyerahkan foto kedua pahlawan nasional tersebut. "Foto atau mungkin lukisan Pangeran Diponegoro akan dipasang di dalam KRI Diponegoro dan foto dr Suharso akan dipasang di KRI dr Suharso, yang merupakan kapal rumah sakit milik TNI AL," katanya. Menurut dia, peresmian di Semarang terhadap kedua kapal yang berada di jajaran Koarmatim itu, karena kedua tokoh yang namanya diabadikan di kapal perang TNI AL itu berasal dari Jawa Tengah. Upacara peresmian menjadi kapal perang itu akan dipimpin oleh Kasal, Laksamana TNI Slamet Soebijanto dan turut dihadiri Pangarmatim Laksda TNI Moekhlas Sidik yang pada 19 September akan menyerahkan jabatannya kepada Laksda TNI Adi Prabawa. KRI dr Suharso diresmikan setelah berganti nama dari sebelumnya KRI Tanjung Dalpele. Karena merupakan kapal rumah sakit, namanya diganti dengan nama pahlawan nasional yang juga bergerak di bidang kesehatan. "Sesuai ketentuan internasional, kapal rumah sakit itu harus diberi tanda palang merah dan tidak boleh ditembak oleh musuh dalam pertempuran. Kapal itu, mampu merawat 400 pasien yang dilengkapi ruang rawat, bedah, rawat gigi, mata dan lainnya," katanya. Sementara KRI Diponegoro adalah kapal terbaru dan tercanggih yang baru dibeli TNI AL dari Belanda. Kapal itu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2007 dan merapat di Dermaga Koarmatim, Surabaya, Rabu, 5 September 2007. Kapal perang korvet jenis "Ship Integrated Geometrical Modularity Approach" (Sigma) itu, menempuh perjalanan selama 40 hari dari Belanda menujung Tanjung Priok, sejak 2 Juli 2007. Kapal berkecepatan jelajah 25,2 knot atau sekitar 40 kilometer per jam itu dilengkapi senjata anti serangan udara, anti kapal atas air, anti kapal selam, dan perang elektronika, sementara peralatan tempur lainnya masih akan didatangkan. KRI Diponegoro mampu menampung 80 orang kelasi, serta peralatan tempur standar lainnya seperti radar, antilacak sinyal, dan cek otomatis kerusakan. KRI Diponegero-365 diluncurkan pada 3 Juli 2007 di Vlissingen, Belanda. Kapal ini merupakan satu dari empat korvet pesanan TNI yang semuanya dibuat oleh Schelde Naval Shipbuilding (SNS) yang akan dipakai oleh TNI AL untuk berpatroli di perairan Indonesia. Dokumen serah terima KRI tersebut ditandatangani Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Slamet Soebijanto dan Admiral JW Kelder dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Rencana pembelian empat kapal perang ini telah dirintis sejak tahun 2004 dan pembuatan dua kapal telah dimulai sejak awal 2005, sedang dua sisanya dibuat tahun 2006. Dua kapal pertama diberi nama KRI Diponegoro dan KRI Hasanuddin. Menurut jadwal, korvet kedua, KRI Hasanuddin, akan diluncurkan Desember 2007. Korvet ketiga, KRI Sultan Iskandar Muda, selesai September 2008 dan KRI Frans Kaisiepo akan diluncurkan Maret 2009. Informasinya, pilihan TNI AL untuk membeli kapal perang jenis korvet, karena dinilai memiliki fleksibilitas fungsi dan bisa dipesan dalam waktu relatif cepat. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007