"Banyak ceramah-ceramah agama yang berkonotasi mendorong kekerasan dan permusuhan. Ini harus diwaspadai," ujar Cak Imin seusai memberikan sambutan dalam acara Musabaqah Kitab Kuning di DPP PKB, Kamis.
Cak Imin mengatakan menjelang Pileg dan Pilpres fenomena penggunaan simbol-simbol agama cukup menonjol. Menurutnya, simbol agama digunakan karena sangat mudah memengaruhi psikologi massa.
"Simbolik yang paling mudah digunakan adalah agama, yang paling menyambung dengan psikologi massa sekaligus menyambung praktik keagamaan sehari-hari. Maka orang berbondong-bondong menjadi gus, gus sugi tidak tahu siapa, kemudian ada gus milenial, tiba-tiba ada kiai baru tanpa ilmu agama yang dalam," ujar Cak Imin.
Dengan adanya fenomena tersebut, Cak Imin menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti kiai dan ulama yang benar-benar memiliki ilmu agama yang mendalam.
"Oleh karena itu harus diantisipasi bahwa kita harus mengikuti kiai ulama yang benar-benar ilmu agamanya dalam. Kedalaman ilmu agama menjadi syarat. Kalau kedalaman ilmunya pas-pasan itu bahaya, orang menyalahkan orang lain, dan seterusnya," jelasnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018