"IPC sangat mendukung kerja sama ini, dengan semangat sinergi BUMN," ujar Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya, di Jakarta Kamis.
Elvyn menegaskan, pihaknya berkepentingan untuk mengembangkan bisnis anak-anak perusahaannya apalagi jika bisa sinergi dengan BUMN lain.
Pada kesempatan itu, ditandatangani Head of Agreement (HoA) oleh Direktur Utama PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), H.M. Satar Taba, Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok, Imanuddin, dan disaksikan oleh Asisten Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan I, Kementerian BUMN, Heri Purnomo.
Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok, Imanuddin, mengatakan HoA itu pada hakekatnya akan mendukung kelancaran arus barang dan mengantisipasi pertumbuhan cargo nonpeti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya, serta pengembangan pasar "secondary port".
"Dalam HoA tersebut dinyatakan bahwa kedua perusahaan berencana untuk melakukan kerja sama dalam bentuk pengembangan kegiatan terminal multipurpose," katanya.
Hal itu akan diwujudkan melalui kerja sama pembangunan dan pengoperasian pelabuhan di Marunda dengan nama Project C-04 yang berlokasi di atas lahan HPL PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero).
Dia menjelaskan, konsep dasar rencana pembangunan dan pengoperasian pelabuhan dimaksud adalah sebagai pelabuhan umum yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan kapasitas terminal multipurpose yang merupakan perluasan kegiatan Pelabuhan Tanjung Priok.
Seperti diketahui, PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) adalah satu dari 17 anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang bergerak sebagai terminal operator multipurpose.
Pelabuhan itu melayani kegiatan bongkar/muat curah cair, curah kering, general cargo, dan lain-lain.
Saat ini PTP beroperasi di lima regional yaitu Regional Pelabuhan Tanjung Priok, Banten, Panjang, Bengkulu, dan Jambi.
Baca juga: Pelaku maritim desak pemerintah optimalkan pelabuhan Marunda
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018