Hal yang harus disadari oleh umat Islam saat ini adalah ketidakmampuan untuk hidup sendiri di tengah globalisasi yang terus berkembang pesat.

Yogyakarta (ANTARA News) - Ustadz asal Indonesia Muhammad Syamsi Ali membangun Pesantren Nusantara Almadina di Amerika Serikat sebagai media berdakwah tentang Islam dan untuk lebih mengenalkan Indonesia di kancah internasional.

"Saya memaksakan diri membuka pesantren di Amerika Serikat karena saya ingin menjawab kegalauan saya kenapa Islam di Indonesia tidak terkenal," katanya di Auditorium Prof KH Abdulkahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Kamis.

Pada tabligh akbar bertema "Islam di Amerika" yang diselenggarakan UII, Syamsi Ali mengatakan tugas pokok seorang Muslim adalah melakukan dakwah.

"Dakwah yang dilakukan dengan menunjukkan keislaman kita, jujur dalam berislam, seperti ketika di dalam masjid bersikap Islam begitupun di luar masjid," kata Imam Islamic Centre of New York, Amerika Serikat, itu.

Menurut dia, perjalanan syiar Islam tidak hanya terbatas di Tanah Air atau di negara-negara Islam lainnya. Namun, persebaran Islam juga terjadi di berbagai belahan dunia lain salah satunya di Amerika Serikat.

"Islam telah lebih dulu sampai di bumi Amerika sebelum Columbus menemukan Amerika. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya tulisan-tulisan berbahasa Arab di gunung-gunung Colorado," katanya.

Ia mengemukakan, awal mula perkembangan Islam di Amerika pada saat bangsa China Muslim menginjakkan kaki di tanah Amerika melalui ekspedisi Laut China.

Gelombang kedua yang membawa masuk agama Islam ke Amerika adalah kedatangan budak-budak Afrika, dan salah satu dari mereka yang berasal dari Afrika barat tetap kukuh mempertahankan agama Islam di tengah berbagai paksaan untuk meninggalkan agama Islam.

"Kemudian dilanjutkan dengan kedatangan Muslim dari Timur Tengah. Sejatinya agama Islam di Amerika itu adalah agama yang sudah sangat lama," kata lulusan Pesantren Muhammadiyah Darul-Arqam Makassar itu.

Ia mengatakan dirinya yang diamanahi menjadi Imam di Islamic Centre of New York memulai dakwahnya dengan membangun komunikasi dengan jajaran pemerintahan, pemeluk agama-agama lain, dan masyarakat setempat.

"Hal yang harus disadari oleh umat Islam saat ini adalah ketidakmampuan untuk hidup sendiri di tengah globalisasi yang terus berkembang pesat. Oleh karena itu perlu melakukan kolaborasi, sehingga saya membangun komunikasi dengan masyarakat di Amerika," kata Syamsi Ali.*


Baca juga: Pesantren di Amerika akan beroperasi Juli 2018

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018