Bengkulu (ANTARA News) - Gara-gara kehabisan bahan bakar (avtur) helikopter yang membawa Gubernur Bengkulu Agusri Maryono Najamudin bersama Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Soedibyo dan Danrem 041 Garuda Emas Kol Inf Amril Amir, Jumat petang, mendarat "darurat" di daerah Air Rami, Kabupaten Muko Muko. Saat itu Gubernur sedang melakukan peninjauan keliling dari udara untuk melihat sejumlah lokasi dan rumah-rumah penduduk yang rusak akibat goncangan gempa bumi tektonik berkekuatan 7,9 SR yang melanda Bengkulu pada Rabu (12/9). "Kita terpaksa mendarat darurat di sebuah lapangan karena helikopter mulai teras oleng akibat kehabisan bahan bakar, tapi tidak terjadi apa-apa," kata Agusrin saat memimpin rapat penanggulangan bencana alam di Posko Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Provinsi Bengkulu, Sabtu dinihari. Karena heli tidak bisa melanjutkan perjalanan, akhirnya Gubernur, Kapolda Bengkulu dan Danrem meneruskan peninjauan melalui jalan darat dengan menggunakan mobil yang diberangkatkan dari Kota Bengkulu. Helikopter yang belum diketahui jenisnya itu merupakan heli bantuan Bakornas PBA untuk membantu penanganan bencana alam gempa bumi di Bengkulu. Dari peninjauan itu, Gubernur mengaku terkejut dan prihatin melihat kondisi rumah-rumah penduduk yang terkena bencana, karena tidak seperti yang diperkirakan, apalagi jika hanya dilihat dari atas. Dalam peninjauan dari udara dan darat itu, Agusrin menyusuri sejumlah desa di Kabupaten Muko Muko dan Bengkulu Utara. Dari peninjauan itu, Gubernur meminta agar dilakukan evaluasi terhadap mekanisme pemberian bantuan dan data tentang jumlah rumah yang rusak serta bahan yang dibutuhkan masyarakat korban bencana. "Saya minta pendistribusian bantuan dievaluasi lagi, sebab warga yang sama sekali belum menerima bantuan. Selain itu, jumlah rumah yang rusak jauh di atas data yang disampaikan ke Posko Satkorlak Provinsi," ujarnya. Menurut dia, yang sangat dibutuhkan warga korban bencana alam ialah terpal, tenda selimut, makanan dan obat-obatan. Dalam rapat yang dihadiri sejumlah kepala dinas, utusan Depsos dan utusan Badan PBB urusan pengungsi (UNHCR) juga terungkap warga korban saat ini sudah mulai beringas karena ada yang belum menerima bantuan padahal sudah tiga hari sejak terjadinya gempa.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007