Kebanggaan kita yang terakhir adalah bagaimana kita fokus mengatasi persoalan ekonomi

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menilai dukungan para keturunan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) kepada pasangan Prabowo-Sandi, dapat menambah suara pasangan tersebut sehingga dapat memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

"Tentu dukungan itu dapat menambah suara Prabowo-Sandi. Hubungan Prabowo dengan tokoh-tokoh ulama bukan baru kemarin sore, namun sudah sejak puluhan tahun lalu," kata Fadli di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan koalisi Prabowo-Sandi sangat senang dengan dukungan para keturunan pendiri NU seperti KH Hasyim Asyari, KH Wahab Abdullah dan KH Bisri Syansuri yang disampaikan langsung kepada Prabowo pada Rabu (28/11) malam.

Menurut dia para keturunan pendiri NU itu memiliki posisi dan keberadaanya diakui masyarakat di daerahnya masing-masing.

"Prabowo memiliki relasi hubungan yang baik dengan kalangan Nahdliyin selain itu dengan Muhammadiyah, Persis, Nahdlatul Wathan dan Dewan Dakwah Indonesia," ujarnya.

Dia mengatakan dirinya tidak khawatir apabila dukungan para pendiri NU itu disebut bentuk polaritas dalam organisasi masyarakat berbasis agama.

Karena menurut dia, pernyataan dukungan politik itu mengatas namakan pribadi bukan organisasi NU karena tidak ada organisasi yang solid nendukung calon tertentu, pasti semuanya terbelah.

"Dan itu karena konsekuensi dari demokrasi, dan organisasi punya aturan sendiri jadi bukan karena organisasi tetapi orang-orangnya punya aspirasi yang berbeda," katanya.

Sebelumnya, sejumlah kiai dan ulama dari Jawa Timur yang berasal dari keturunan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandi.

KH Hasyim Karim, cucu salah satu pendiri NU KH Bisri Syansuri mengatakan ada beberapa alasan mengapa pihaknya mendukung Prabowo-Sandi, salah satunya terkait program ekonomi yang diusung paslon nomor urut 02 tersebut.

"Kebanggaan kita yang terakhir adalah bagaimana kita fokus mengatasi persoalan ekonomi," kata kiai Hasyim di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (28/11) malam.

Kiai Hasyim mengaku bangga melihat Prabowo menjadi pembicara utama di The World 2019 Gala Diner yang diselenggarakan The Economist di Singapura, pada Selasa (27/11) karena melalui forum itu, Prabowo menjelaskan program ekonomi yang diusung kepada para CEO perusahaan besar di dunia.

Dia menilai, seorang pemimpin harus jelas dan bisa meyakinkan saat berbicara di forum internasional dan itu dapat dilakukan Prabowo.

Pertemuan tersebut dihadiri puluhan cucu para pendiri NU antara lain Gus Irfan yang merupakan cucu KH Hasyim Asyari, KH Hasib Wahab yaitu anak KH Wahab Abdullah dan KH Hasyim Karim yaitu cucu KH Bisri Syansuri.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018