"Institusi partai tidak dilibatkan (reuni 212), tapi kalau pribadi-pribadi para anggota PBB ingin berpartisipasi dalam alumni 212, kita mempersilahkan dan tidak ada masalah apa-apa," kata Yusril usai memberikan pembekalan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Komite Aksi Pemenangan Pemilu PBB, di Jakarta, Kamis.
Menurut Yusril, pihaknya tidak akan melarang apapun kegiatan yang akan dilakukan kader sepanjang kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk partisipasi dalam menyingkapi berbagai persoalan umat Islam.
"Sepanjang kita concern menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi umat Islam di Indonesia, tidak masalah," tutur Yusril.
Sebelumnya, Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan panitia reuni 212 sedang mempertimbangkan untuk mengundang calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Dia menuturkan pihaknya sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran aksi 212 pada 2 Desember 2018 di kawasan Monumen Nasional, Jakarta.
Slamet mengatakan rencananya akan ada ceramah dari Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang diperdengarkan kepada umat. Kemudian, tausyiah akan disampaikan oleh Arifin Ilham dan akan ada persembahan dari penampilan Nissa Sabyan dalam aksi 212 itu.
"Sedang dipersiapkan untuk 212, Insya Allah tidak jauh beda dengan 212 di 2016. Dari berbagai provinsi sudah siap, sudah ada yang sewa beberapa gerbong kereta, sudah ada beberapa beli tiket pesawat, Insya Allah kita silahturahmi lagi, kita tausiyah, zikir sekaligus memperingati Maulid Nabi di hari Ahad tanggal 2 Desember nanti," tuturnya.
Baca juga: Polisi terima pemberitahuan aksi Reuni 212
Baca juga: Kapitra berencana gelar aksi 212 tandingan
Baca juga: Dirlantas: "CFD" tetap diberlakukan saat reuni 212
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018