Kerinci, Jambi (ANTARA News) - Bupati Kerinci Fauzi Si`n dan keluarganya ikut tidur ditenda di halaman rumahnya guna menghindari dampak gempak susulan yang hingga kini masih terus terjadi menggetarkan daerah itu. "Saya dan keluarga sampai saat ini masih tidur ditenda bila malam hari, karena trauma dampak gempa akhir 1995 lalu, yang menelan puluhan korban jiwa dan merusak ribuan bangunan," kata Fauzi Si`in di Sungai Penuh, Ibukota Kabupaten Kerinci, Jumat. Kendati gempa besar mengguncang Bengkulu, Provinsi tetangga yang dekat dengan Kabupaten Kerinci 7,9 SR, Rabu (12/9) lalu dirasakan cukup kuat di kabupaten itu, namun tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan parah pada bangunan baik rumah maupun fasilitas umum dan fasilitas sosial. Setelah gempa besar di Bengkulu, gempa susulan yang juga berpusat di Kerinci sudah puluhan terjadi, namun skalanya kian kecil dan bervariasi terbesar 6,1 SR terkecil dengan skala 3,3 SR, dan itu membuat warga masih bertahan atau tidur di luar rumah pada malam hari. Keputusan untuk tetap bertahan dan tidur di luar rumah atau di dalam tenda pada malam hari dilakukan sampai ada keputusan atau pemberitahuan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) bahwa kondisi benar-benar sudah aman dan tidak ada lagi gempa susulan. "Saya belum berani memberi aba-aba atau pengumuman mengimbau agar masyarakat menempati rumahnya pada malam hari sebelum ada pemberitahuan dari BMG, karena saya sendiri masih tidur dalam tenda," kata Fauzi Si`in. Dalam Keterangan terpisah Kepala Stasiun BMG Provinsi Jambi, Remus Tobing menyebutkan, selama dua pekan ke depan potensi gempa susulan masih terjadi dengan skala antara 5,7 hingga 6,3 SR di berbagai daeah, termasuk di Kabupaten Kerinci. Untuk itu warga yang bermukim di pegunungan dan perbukitan seperti Kabupaten Kerinci diimbau tetap waspada, karena guncangan gempa itu dapat saja menyebabkan runtuhnya bukit dan tebing serta merubuhkan bangunan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007