Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menilai, Tim Seleksi Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) kurang cermat, jika benar ada calon anggota KPU yang berasal dari partai politik. Partai Demokrat tidak mengajukan calon anggota KPU, karena untuk menjadi anggota KPU adalah hak pribadi dan inisiatif pribadi-pribadi sang calon, kata Anas di Jakarta, Jumat. Oleh karena itu, jika benar yang bersangkutan adalah caleg 2004, maka hal ini adalah tanda kurang cermatnya tim seleksi anggota KPU. "Apalagi, jika benar ada calon lain yang juga lulus di 45 besar, pernah jadi caleg PDIP tahun 2004," kata Anas. Pada 21 calon anggota KPU, terdapat nama Theofilus Waimuri yang menjadi Caleg DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Papua 04 dari Partai Demokrat Nomor Urut Lima. Sementara itu, ada nama Entin Nurhaetin Ningrum ( salah satu nama yang lolos dalam 45 besar sebelumnya) diketahui sebagai caleg dari PDIP tahun 2004, daerah pemilihan Jawa Barat IX. Menanggapi hal tersebut, Anas berpendapat ada sejumlah alternatif yang bisa diambil di antaranya, tim seleksi anggota KPU merevisi 21 nama calon. "Alaternatif kedua, DPR RI tidak memberikan suara atau tidak memilih yang bersangkutan jadi anggota KPU. DPR bisa memilih tujuh nama dari 21 nama yang ada dalam daftar calon," katanya. Anas berharap, masyarakat terus memberikan saran, masukan, informasi terhadap masing-masing calon yang sudah ditetapkan kepada DPR, sehingga calon yang terpilih nantinya benar-benar yang memenuhi syarat Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Alternatif lainnya, tambah Anas, meminta DPR untuk menelusuri seluruh latar belakang calon, sehingga informasi tentang calon benar-benar lengkap dan memadai. "Tidak boleh ada kasus `kecolongan` lagi," demikian Anas Urbaningrum yang sebelumnya juga pernah menjadi anggota KPU. Sebanyak 21 nama calon anggota KPU yang sudah diserahkan ke DPR RI, yaitu Abdul Aziz berasal dari Jawa Barat, Abdul Hafiz Anshary (Banjarmasin), Achmad Herry (Bekasi), Andi Nurpati (Bandar Lampung), Dyah Arum Muninggar (Kabupaten Bogor), Elvyani NH Gaffar (Kaltim), Endang Sulastri (Ciputat), Hamdan Rasyid (Jakarta Selatan), I Gusti Putu Artha (Denpasar). Selanjutnya, Laurel Heydir (Jakarta Timur), M Jafar (Banda Aceh), Mossadeq Bahri (Depok), Nasruddin Harahap (Jogjakarta), Ridwan Max Sijabat (Jakarta Pusat), Roba`i Hamid (Jawa Timur), Saut Hamonangan Sirait (Jakarta Timur), Sri Nuryanti (Jakarta Selatan), Syamsul Bahri (Jawa Timur), Theofilus Waimuri (Tangerang), Toemin A Masoem (Jakarta Selatan), Zulfadli (Depok).(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007