Jakarta (ANTARA News) - Dokter spesialis paru dari RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen TNI dr. Alex Ginting S, Sp.P(K) mengatakan sebagian besar penderita kanker paru adalah perokok, baik itu perokok aktif ataupun perokok pasif.
Menurut dr. Alex, perokok aktif berpeluang 13,6 kali lipat untuk menderita kanker paru. Sementara perokok pasif memiliki peluang empat kali lipat terkena kanker paru.
"Perokok aktif peluangnya 13,6 kali lipat menderita kanker. Perokok pasif yang sering ke kafe, pergi ke smoking area berjam-jam tiap hari, itu juga punya peluang empat kali lipat menderita kanker," kata dr. Alex dalam konferensi pers bertajuk Bulan Peduli Kanker Paru, di Jakarta, Rabu.
Namun demikian menurutnya tidak menutup kemungkinan terjadi bahwa seorang perokok aktif tetapi tidak terkena kanker paru. Hal tersebut karena kerentanan genetik setiap orang berbeda.
"Tergantung gen di badan, mana yang lemah terhadap faktor resiko tertentu. Kami tidak bisa menghubungkan langsung dalam satu garis lurus, sehingga kami menyebutnya faktor risiko. Ada korelasi perokok sebagai faktor risiko (kanker)," katanya.
Ia berharap masyarakat selalu menjaga kesehatan dengan menjalankan gaya hidup yang sehat sehingga dapat mencegah tumbuhnya kanker di dalam tubuh.
Ia juga meminta adanya edukasi kepada masyarakat bahwa merokok dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru.
Data Globocan 2018 menyatakan bahwa kanker paru adalah kanker yang paling banyak diderita oleh pria dan wanita di seluruh dunia dibandingkan dengan jenis kanker lain dan merupakan penyebab utama dari kematian.
Di Indonesia, 14 persen dari total kematian karena kanker disebabkan oleh kanker paru yang menjadikan penyakit ini sebagai pembunuh nomor satu.
Baca juga: Batuk berkepanjangan bisa jadi gejala kanker paru
Baca juga: Polusi udara faktor penyebab kanker paru
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018