Sidoarjo (ANTARA News) - Luapan lumpur Lapindo Brantas Inc, kini tak bisa lagi dibuang ke Kali Porong melalui spillway, karena ketinggian endapan lumpur di Kali Porong sudah melebihi ketinggian lumpur yang berada di pusat semburan.
Pantauan ANTARA News, Jumat menyebutkan, akibat tingginya endapan lumpur di Kali Porong itu, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) terpaksa mengarahkan pembuangan lumpur ke arah utara dan barat pusat semburan.
Dengan dialirkannya lumpur ke utara dan barat pusat semburan menyebabkan volume lumpur yang ada di kolam-kolam penampungan (pond) di Desa Kedungbendo, Tanggulangin, dan Desa Siring serta Renokenongo Porong bertambah.
Bahkan, kini kondisi tanggul penahan lumpur di kawasan antara Desa Renokenongo hingga Perum Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I tampak kritis.
Humas BPLS, Achmad Zulkarnaen, mengatakan, pembuangan lumpur ke Kali Porong yang mengakibatkan endapan lumpur itu ketebalnnya sudah mencapai sekitar lima meter dan hingga kini sudah mencapai radius tiga kilometer ke arah muara.
"Karena ketinggian endapan lumpur di Kali Porong terus meningkat dan bertambah, sehingga ketinggian Kali Porong akhirnya lebih tinggi dari tanggul cincin," katanya.
Upaya BPLS untuk mengatasi masalah ini ini adalah melakukan peninggian tanggul cincin (utama) agar lebih tinggi dari Kali Porong, sehingga lumpur bisa kembali diarahkan ke Kali Porong.
"Selain itu, kami akan segera mengfungsikan kapal keruk yang saat ini sedang dirakit untuk mengurangi endapan lumpur," katanya.
Sementara itu, pemotongan jaringan pipa gas milik PT Pertamina yang "tenggelam" lumpur di atas jalan tol Porong-Gempol, dan melintas di pond Kedungbendo itu dipastikan bakal molor lagi.
Informasi yang dihimpun ANTARA News menyebutkan, molornya pemotongan pipa itu, karena proses pemotongan yang dilakukan oleh beberapa pekerja, Kamis (13/9) nyaris memakan korban.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007