Jakarta (ANTARA News) - Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu mengungkapkan sampah yang dievakuasi dari kawasan ini mencapai 40 ton setiap hari.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Kepulauan Seribu, Yusen Hardiman mengatakan sebanyak 264 petugas kebersihan selalu bersiaga dan disebar ke titik-titik rawan penumpukan sampah seperti di Pulau Wisata dan pulau penduduk.

"Selain itu, petugas kami juga melakukan patroli rutin untuk mengambil sampah yang terletak jauh dari titik rawan itu," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Meski terus berpatroli, pihaknya kerap menemui hambatan seperti cuaca buruk dan kondisi gelombang yang tinggi.

Menurut Yusen, menanggulangi sampah di laut berbeda dengan mengambil sampah di darat.

Untuk membawa sampah tersebut, petugas perlu menggunakan kapal yang belum tentu dapat bersandar di pulau tertentu.

Jika tidak bisa bersandar, petugas akhirnya menggunakan perahu yang lebih kecil agar kapal tidak merusak terumbu karang yang berada di sekitar pulau.

Namun, perahu kecil itu tentu tidak dapat menampung volume sampah yang begitu banyak karena ukuran tiap perahu kecil hanya dapat menampung satu meter kubik sampah.

Hingga saat ini, Sudin LH Kepulauan Seribu memiliki 13 kapal dari berbagai ukuran yang sedang beroperasi.

"Tahun 2019 kami berencana menambah 10 kapal kecil dan satu kapal patroli," tambahnya.

Sebelumnya, beredar kabar tercemarnya Pulau Pari di Kepulauan Seribu akibat minyak atau pek dan sampah yang sempat meluas di media sosial.

Yusen memastikan sampah kiriman tersebut telah ditangani oleh petugas hingga saat berita ini diturunkan.

"Sekarang juga masih terus dilakukan pembersihan," tukas Yusen.

Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018