Jakarta (ANTARA News) - Kisah wakaf sumur sahabat Nabi Muhammad SAW, Utsman bin Affan, yang produktif dan bertahan lebih dari 1.400 tahun menginspirasi lembaga-lembaga wakaf seperti Global Wakaf untuk membangun sumur-sumur wakaf di seluruh Indonesia.
Berbekal semangat memproduktifkan aset-aset wakaf untuk kepentingan umat, Global Wakaf menjalankan program Sumur Wakaf yang telah menjangkau total 168 desa di 80 kabupaten/kota di 19 provinsi menurut siaran di situs resmi lembaga kemanusiaan ACT.
Kini 190-an Sumur Wakaf sudah bisa dinikmati oleh sekitar 270.000 penerima manfaat.
"Insya Allah ikhtiar akan terus dilakukan Global Wakaf dalam memproduktifkan Sumur Wakaf sebagaimana halnya Sumur Wakaf Utsman. Dengan pengelolaan yang profesional, Sumur Wakaf akan mengalirkan manfaat yang tak kan terputus," tulis Global Wakaf dalam situs resmi ACT.
Program Sumur Wakaf terinpirasi kisah Utsman pada masa Madinah mengalami kekeringan yang panjang. Ketika itu sumur-sumur tak lagi menampung air bersih dan satu-satunya sumber air yang tersisa adalah sumur milik seorang Yahudi yang disebut Sumur Raumah.
Utsman bin Affan mendatangi orang Yahudi pemilik sumur itu dan menawar sumurnya dengan harga tinggi, namun orang Yahudi itu menolak tawarannya. Pada akhirnya mereka berunding, dan si Yahudi menyetujui tawaran Utsman untuk membeli separuh kepemilikan sumur. Berdasarkan kesepakatan itu, kepemilikan sumur digilir, sehari sumur itu menjadi milik Utsman dan pada hari berikutnya menjadi milik si Yahudi.
Setelah akad, Utsman mengumumkan kepada penduduk Madinah bahwa mereka bisa menggunakan Sumur Raumah secara gratis pada hari sumur itu menjadi hak Utsman. Masyarakat Madinah pun berbondong-bondong mengambil air bersih dari sumur tersebut untuk kebutuhan hari itu dan hari berikutnya.
Akibatnya, pada hari sumur itu menjadi hak si Yahudi tidak ada orang yang mengambil air ke sana karena masih memiliki persediaan. Orang Yahudi itu pun kemudian menjual kepemilikan seluruh sumur itu kepada Utsman seharga 20.000 dirham.
Sejak saat itu, Utsman mewakafkan sumur Raumah untuk kepada warga Madinah. Sumur tersebut kemudian menjadi sumber mata air bagi lingkungan sekitarnya, termasuk mengairi kebun kurma yang terus bertambah. Kebun tersebut dikelola dari generasi ke generasi semenjak masa para khalifah sampai pemerintah Arab Saudi.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018