Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar Bank Jakarta pada sesi Jumat sore, menguat tajam jauh di bawah level Rp9.400 per dolar AS, karena pelaku memburu rupiah yang sebelumnya merosot hingga mendekati level Rp9.450 per dolar AS. Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp9.377/9.380 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.402,5/9.409 atau naik 25 poin lebih. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova di Jakarta, mengatakan, spekulasi beli rupiah oleh pelaku lokal berlanjut, karena optimis bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunganya pada pertemuan nanti. The Fed diperkirakan menurunkan bunga Fedfund Rate minimal 25 basis poin dari sebelumnya 5,25 persen, katanya. Hal ini, lanjut dia, melihat indikator ekonomi AS yang cenderung agak melemah, mendorong membuat The Fed segera menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS dan menekan inflasi yang cenderung meningkat, katanya. "Kami memperkirakan rupiah akan menguat lagi menjelang pertemuan The bank sentral AS mengenai suku bunga Fedfund untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS yang melambat," ujarnya. Ia mengatakan, kenaikan rupiah juga didukung oleh menguat pasar saham regional mengikuti membaiknya bursa Wall Street, meski ada kekhawatiran terhadap kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah mencapai 80 dolar AS. Jadi peluang rupiah untuk menguat pada pekan depan cukup besar yang didukung dengan kembali masuknya investor asing ke pasar domestik, ucapnya. "Kami memperkirakan rupiah akan mendapat dukungan pasar yang lebih kuat dari perkiraan sebelumnya, apalagi dolar AS terhadap euro merosot tajam, tambahnya. Pada hari ini, dolar AS turun 0,1 persen menjadi 114,87 setelah sempat mencapai 115,50, euro juga melemah menjadi 1,3875 dari 1,3930 per dolar AS. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007