Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden Prabowo Subianto menilai Indonesia sangat butuh orang cerdas dan jujur untuk membangun negara demokrasi yang sehat sehingga dapat melakukan reformasi dan membentuk pemerintahan yang bersih serta anti korupsi.

"Menurut saya paling mendesak, yang dibutuhkan saat ini adalah untuk membentuk sebuah tim anak bangsa yang terbaik dan paling cerdas dengan integritas tinggi untuk melakukan reformasi dan membentuk pemerintahan yang bersih dan anti korupsi," kata Prabowo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Hal itu dikatakan Prabowo sebagai pembicara utama dalam acara "The World in 2019 Gala Dinner" yang diselenggarakan oleh Majalah The Economist di Singapura, Selasa.

Dia menegaskan bahwa Indonesia sudah masuk darurat korupsi karena dari pejabat negeara kalangan anggota dewan dan menteri hingga hakim tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut dia, isu utama di Indonesia saat ini adalah persoalan korupsi yang sudah menjalar ke semua lapisan pejabat sehingga harus segera di atasi.

"Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," ujarnya.

Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu menilai akibat maraknya korupsi, angka kemiskinan rakyat Indonesia meningkat. Sedangkan para elitnya justru hidup berkecukupan.

Bahkan, menurut dia, para elit di Indonesia selalu mengatakan jika apa yang terjadi di masyarakatnya baik-baik saja khususnya terkait kesenjangan sosial.

"Para elit berpikir bisa membeli semuanya. Rakyat Indonesia miskin maka kita berikan saja beberapa karung nasi dan mereka akan memilih saya, saya akan membeli atau menyuap semua orang," katanya.

Prabowo melakukan kunjungan selama dua hari di Singapura, yaitu Senin-Selasa (26-27 November) 2018.

Dalam kunjungannya selama dua hari di Singapura, Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Senin (26/11).

Dalam pertemuan tersebut, dia banyak membahas hal-hal strategis. Salah satunya adalah mengenai kebijakan ekonomi yang disampaikan pada acara The Economist World in 2019 Gala Dinner itu.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018