Berdasarkan survei yang dilakukan pada 4-16 November 2018 terhadap 1.200 responden, diketahui elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 47,7 persen dan Prabowo-Sandiaga 35,5 persen, dengan responden tidak memutuskan sebanyak 16,8 persen.
"Selisih kedua pasangan 12,2 persen," ujar Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9 persen.
Dia mengatakan dalam hasil survei terlihat elektabilitas Jokowi masih dibawah 50 persen. Menurut dia, hal ini diakibatkan masalah ekonomi dan kesejahteraan masih mendominasi benak responden.
Selain itu mayoritas responden juga lebih mudah menyebutkan kekurangan pemerintah ketimbang keberhasilannya.
Dia menekankan pemerintahan Jokowi harus mampu meyakinkan publik bahwa infrastruktur yang gencar dibangun dapat meringankan beban ekonomi rakyat.
Di sisi lain dia juga menjelaskan alasan elektabilitas Prabowo masih berada dibawah Jokowi.
Menurut dia, hal itu dikarenakan persepsi kompetensi Prabowo memperbaiki kondisi ekonomi saat ini belum terbentuk dengan baik.
Dia juga mengimbau Prabowo memperbaiki gaya komunikasinya yang membuat pribadinya selama ini dianggap keras.
Sebab, dari hasil survei tampak dua hal utama responden tidak memilih Prabowo karena mantan Danjen Kopassus itu memiliki karakter keras dan ambisius.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018