Tangerang, Banten, (ANTARA News) - Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang bekerja sama dengan USAID IUWASH PLUS menjalin kemitraan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia meningkatkan akses air bersih dan sanitasi aman dan layak bagi warga di Desa Kayu Bongkok, Tangerang, Banten.
"Kami sudah mencapai 72,8 persen dengan kualitas sanitasi yang baik," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang Didin Samsudin dalam acara peresmian pembangunan akses air dan sanitasi aman dalam peringatan Hari Toilet Sedunia 2018, Tangerang, Banten, Selasa.
Peningkatan akses air bersih dan sanitasi layal itu dilakukan dengan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) komunal melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), sambungan rumah untuk air bersih dan fasilitas sanitasi dengan dua tangki septik.
Dia mengatakan pihaknya akan terus melakukan pembangunan dalam peningkatan akses masyarakat kepada air bersih dan sanitasi layak.
Regional Manager for West Java, DKI Jakarta, Tangerang (WJDT) USAID Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (USAID IUWASH PLUS) Wouter Sahanaya mengatakan USAID IUWASH PLUS mendampingi 32 kabupaten dan kota di Indonesia.
"Tujuannya membantu pemerintah Indonesia di dalam mempercepat pencapaian target dari universal akses, sanitasi layak atau aman, dan rumah kumuh sudah tidak ada lagi di Indonesia," ujarnya.
Dia menuturkan IUWASH PLUS mengharapkan masyarakat di Tangerang secara umum dan Desa Kayu Bongkok secara khusus mendapatkan pelayanan sanitasi dan air bersih layak agar hidup mereka menjadi lebih baik.
Untuk meningkatkan akses air minum bagi warga itu, Pemerintah Kabupaten Tangerang membangun SPAM komunal melalui program PAMSIMAS pada 2017. Karena keterbatasan dana, PAMSIMAS hanya mampu melayani 40 sambungan dari instalasi PAMSIMAS ke 40 rumah tangga kurang mampu atau sekitar 8 persen dari total rumah tangga di RW 1 dan 2.
SPAM komunal PAMSIMAS dibangun dengan biaya dari anggaran pemerintah sebesar Rp245 juta dan kontribusi masyarakat sebesar Rp70 juta.
Untuk menjangkau lebih banyak warga kurang mampu dalam mengakses air bersih, maka pemerintah Kabupaten Tangerang bekerja sama dengan USAID IUWASH PLUS menjalin kemitraan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI).
Tahap awal pembangunan sambungan dari SPAM komunal PAMSIMAS ke rumah tangga dan jamban sehat keluarga mulai dilakukan 2018. Di tahap awal itu, APERSI membangun 20 sambungan dari SPAM Komunal PAMSIMAS ke 20 rumah tangga kurang mampu atau setara dengan 100 orang.
APERSI juga membangun dua tangki septik bagi dua rumah tangga kurang mampu yang belum mempunyai fasilitas sanitasi aman.
Melalui kemitraan CSR, pemerintah Kabupaten Tangerang dan APERSI dengan dukungan USAID IUWASH PLUS berencana membangun sambungan rumah air minum melalui program SPAM komunal PAMSIMAS dan jamban sehat keluarga untuk rumah tangga kurang mampu di R1 1 dan 2 di Desa Kayu Bongkok.
Atas pembangunan akses air bersih dan sanitasi itu, Kepala Desa Kayu Bongkok Safruddin menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan.
"Ini merupakan suatu hal yang sangat membantu sekali khususnya masyarakat kami masyarakat Desa Kayu Bongkok. Mudah-mudahan apa yang diterima masyarakat kami bermanfaat," ujar Safruddin.
Fasilitator USAID IUWASH PLUS untuk Kabupaten Tangerang Suhaemi Abbas mengatakan IUSAID IUWASH PLUS membantu dalam bidang pembangunan kapasitas untuk mendorong percepatan akses air minum dan sanitasi aman dan layak.
"Bantuan dari IUWASH PLUS berupa capacity building (pembangunan kapasitas) seperti terus mengadvokasi ke masyarakat, memobilasi masyarakat dan memfasilitasi," ujarnya.
Dia menuturkan pihaknya mengadvokasi pemerintah daerah dan dinas terkait untuk mengalirkan anggaran dalam proyek pembangunan sanitasi dan akses air bersih bagi kebutuhan masyarakat. Pihaknya juga membantu mencari donor atau mitra untuk pembangunan itu, melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mendorong program CSR untuk sambungan akses air, membuat proposal proyek dan mendampingi masyarakat.
"Yang membangun ini adalah badan keswadayaan masyarakat dari desa, didukung pemerintah daerah dan mitra. Uang langsung ditransfer ke rekening, dan pihak pelaksana pembangunan akan memberikan pertanggunggungjawaban penggunaan dana ke fasilitator pemerintah daeah," ujarnya.
Ketua DPD APERSI Banten Safran Edi Herianto Siregar mengatakan pembangunan akses air bersih dan sanitasi yang layak merupakan bentuk kepedulian pihaknya kepada kesejahteraan masyarakat di wilayah itu.
"Kami sudah melakukan bantuan tahap pertama sekitar 20 sambungan rumah. Insyaallah ke depan kita tingkatkan," tuturnya.
Tiara dari bagian perencanaan teknis dan sanitasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan pembangunan akses air bersih dan sanitasi itu merupakan bagian dari upaya mencapai target universal akses pada 2019
"Kita ada target universal akses pada 2019, kita ingin mencapai 100 sanitasi layak dan air minum sekarang angkanya masih di 76 persen," ujarnya.
Ketua Kelompok Keswadayaan Masyarakat Samsul Jakarsih mengatakan untuk pemanfaatan air dari PAMSIMAS itu, masyarakat dipungut biaya retribusi sebesar Rp10.000 per jiwa per bulan sesuai keputusan bersama melalui musyawarah.
"Ada petugas, pengumpul yang bertugas menarik retribusi dari masing-masing warga yang menyambung," ujarnya.
Survei dasar akses air minum dan sanitasi di Desa Kayu Bongkok yang dilakukan USAID IUWASH PLUS 2018 menemukan sekitar 495 kepala keluarga (KK) dari 520 kepala keluarga di RW 1 dan RW 2 mengandalkan air dari sumur gali dan sungai sebagai sumber air. Karena kondisi keruh, air hanya digunakan untuk mencuci. Sementara, untuk konsumsi air minum, warga membelu air isi ulang.
Dalam hak akses sanitasi, sekitar 50 KK sudah mempunyai akses ke jamban dan tangki septik kedap, 162 KK mempunyai jamban tanpa tangki septik dan sekitar 308 KK sisanya masih menggunakan sarana MCK umum atau buang air besar di sungai. Rata-rata masyarakat RW 1 dan 2 tidak mampu membangun jamban dan tangki septik secara mandiri yang menelan biaya antara Rp3,5-4 juta per unit.
Salah satu warga Desa Kayu Bongkok, Permadi menyampaikan apresiasi tinggi atas bantuan dari dari pemerintah daerah, APERSI dan USAID IUWASH PLUS atas pembangunan akses air dan sanitasi aman itu.
Salah satu penerima bantuan pembangunan sanitasi dari kemitraan CSR APERSI, Ame (71) menyampaikan terima kasih atas pembangunan fasilitas sanitasi dengan tangki septik.
"Orang susah ini dibagi septi tank, saya banyak terima kasih," tuturnya.
"Dari kecil saya buang air ke susukan karena tidak punya WC," lanjutnya.
Anto (25) yang merupakan cucu Ame mengatakan selama ini keluarganya buang air besar di saluran air yang mengarah ke sawah.
Pria yang bekerja sebagai buruh bangunan ini mengaku tidak mampu membangun toilet (WC) dan tangki septik
"Saya tidak mampu beli WC," ujarnya.
Penerima manfaat kemitraan CSR APERSI yang lain, Lina (67) mengatakan senang dan bersyukur mendapat bantuan pembangunan sanitasi.
"Senang sekali, alhamdullialah, zaman ibu tidak punya WC, bangun sendiri tidak ada dana," ujarnya.
Ibu Ame dan Lina tinggal bersama anak, menantu dan cucu mereka masing-masing.
Tangki septik yang diberikan pada Ibu Ame dan Lina merupakan bantuan dari mitra APERSI. "Bersama APERSI kami 'support' (dukung) sampai tuntas (pembangunan akses air dan sanitasi layak)," ujar Hendi Suwardi yang merupakan pengusaha bidang tangki septik yang menjadi mitra APERSI.*
Baca juga: Ditpolairud gagas 1.000 jamban darat di Kotim
Baca juga: Jamban belum terjangkau 1.884 keluarga di Banjit Lampung
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018