Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Jumat pagi menguat di bawah level Rp9.400 per dolar AS, karena pelaku berlanjut memburu rupiah sambil menunggu hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal AS pada pekan depan.
Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp9.385/9.390 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.402,5/9.409 atau naik 17 poin lebih.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan spekulasi beli rupiah oleh pelaku lokal berlanjut, meski pasar masih menunggu keluarnya data indikator ekonomi AS yang akan menentukan arah pasar.
"Kami memperkirakan rupiah akan menguat lagi menjelang bank sentral AS mengambil keputusan mengenai suku bunga Fed Fund untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS yang melambat," katanya.
Rupiah, menurut dia, berpeluang untuk terus menguat, apabila bank sentral AS (The Fed) berencana menurunkan suku bunganya yang saat ini mencapai 5,25 persen.
The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya antara 25 basis poin hingga 50 basis poin, ujarnya.
Ia mengatakan, kenaikan rupiah juga didukung oleh menguat pasar saham regional mengikuti membaiknya bursa Wall Street, meski ada kekhawatiran menjelang keluarnya data penjualan ritel AS.
Namun kenaikan itu agak tertahan dengan menguatnya harga minyak mentah dunia yang mencapai 80 dolar AS per barel, dan aktivitas pasar yang masih belum ramai, katanya.
Pelaku, menurut dia, masih menunggu isu baru yang akan muncul di pasar dan juga menentukan arah pasar yang sebenarnya, namun agar pasar tidak sepi, mereka hanya melihat pergerakan kedua mata uang itu dan perkembangan lebih lanjut.
"Kami memperkirakan rupiah akan mendapat dukungan pasar yang lebih kuat yang juga didukung oleh aktifnya investor asing kembali bermain di pasar domestik," ucapnya.
Pada hari ini, dolar AS turun 0,1 persen menjadi 114,87 setelah sempat mencapai 115,50, euro juga melemah menjadi 1,3875 dari 1,3930 per dolar AS. (*)
Copyright © ANTARA 2007