Untuk sementara sepeda motor sudah bisa melintas. Tapi khusus kendaraan roda empat belum diizinkan karena di bawah tanah masih berlumpur

Sigi, Sulteng, 27/11 (ANTARA News) - Akses jalan pada lokasi likuifaksi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mulai dibuka kembali setelah putus total diterjang bencana gempa bumi dasyat berkekuatan 7,4 Skala Richter pada 28 September 2018.

Badan jalan sepanjang hampir dua kilometer antara Desa Jono Oge dengan Desa Sidera, Kecamatan Sigibiromaru, yang putus total dan turun sekitar 5 meter akibat likuifaksi itu mulai digusur alat berat yang diterjunkan Pemkab Sigi, Selasa.

Asisten II Pemkab , yang juga mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sigi, Iskandar Nontji mengatakan pihaknya menargetkan jalan sudah bisa dilewati kendaraan dalam waktu sepekan ke depan.

Untuk sementara, sepeda motor sudah bisa melintas. "Tapi khusus kendaraan roda empat belum diizinkan karena di bawah tanah masih berlumpur," kata dia.

Jika mobil diizinkan melintas, badan jalan dikhawatirkan ambruk kembali dalam lumpur. Nanti setelah jalan selesai diperbaiki dan dinyatakan aman untuk dilalui mobil, barulah diizinkan.

Sekarang ini, katanya, ada petugas yang menjaga di seberang jalan sehingga jika ada mobil yang menerobos masuk langsung dicegah.

"Ini semata-mata demi keselamatan dan kenyamanan bersama," ujar Iskandar.

Jalan antara Desa Jono Oge dengan Desa Sidera tersebut merupakan jalur utama yang menghubungkan Palu, Ibu Kota Sulteng dengan Dataran Palolo, Kabupaten Sigi, dan Dataran Napu di Kabupaten Poso.

Selama jalan itu putus karena diterjang bencana alam gempa dan likuifaksi, arus lalu lintas kendaraan roda dua maupun empat terpaksa dialihkan melewati jalur Pombewe dan Dolo.

Bencana alam gempa bumi dan likuifaksi yang terjadi pada akhir September 2018 menyebabkan satu dusun di Kabupaten Sigi yakni Dusun II Desa Jono Oge lenyap bagaikan ditelan bumi.

Ratusan unit rumah penduduk beserta seluruh isi rumah dan harta benda hancur dan hilang karena likuifaksi.

Selain itu, juga banyak korban jiwa meninggal dunia akibat bencana alam tersebut.

Iskandar mengatakan bencana alam itu juga mengakibatkan jalur antara Desa Salua dan Desa Sadaunta di Kecamatan Kulawi sempat putus total selama beberapa hari.

Jalur jalan menuju Kecamatan Lindu juga putus dan sampai sekarang ini belum bisa dilewati mobil, kecuali sepeda motor.

"Itu pun medan jalannya masih sulit dilewati karena banyak titik longsor. Padahal di wilayah itu terdapat destinasi wisata unggulan Pemerintah Sigi dan Provinsi Sulteng yakni Danau Lindu," katanya.

Baca juga: Pemkab Sigi bantu robohkan rumah korban gempa
Baca juga: Daerah terdampak likuifaksi dibersihkan
Baca juga: Tidak ada lagi yang tertinggal di Petobo

Pewarta: Anas Masa
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018