Bangkok (ANTARA News) - Jaksa Thai hari Kamis menyatakan merencanakan ke Inggris untuk berunding dengan pejabat di sana tentang kemungkinan penyerahan perdana menteri terguling Thaksin Shinawatra untuk diadili dalam perkara suap di negerinya. Sesudah mengaji perjanjian penyerahan tahanan Thailand-Inggris 1911, jaksa itu yakin ada alasan bagi penyerahan Thaksin, yang tinggal di London sejak kup September lalu, kata jaksa utama Sampan Sarathana kepada wartawan. "Kami percaya bahwa tuduhan resmi akan kesalahan Thaksin dapat diterapkan berdasarkan atas perjanjian itu," kata Sampan dikutip Reuters. Pada bulan lalu, Mahkamah Agung Thailand mengeluarkan surat penangkapan bagi Thaksin dan istrinya atas tuduhan penyuapan, memerintahkannya tampil di pengadilan pada 25 September, tanggal pengadilan itu dimulai. Thaksin dan istrinya, Pojaman, menghadapi dakwaan antara lain "penyimpangan pejabat pemerintah dan pelanggaran atas larangan bagi pejabat pemerintah ikut transaksi melibatkan kepentingan umum". Mereka merujuk pada pembelian tanah di Bangkok tengah senilai 772 juta baht (sekitar 200,7 miliar rupiah) dari cabang bank sentral Thailand dalam lelang tahun 2003 oleh Pojaman saat Thaksin menjabat perdana menteri. Pasangan itu membantah tuduhan tersebut dan Thaksin, yang tetap tegar di Inggris dengan membeli kelompok sepakbola Liga Utama Inggris, Manchester City, menyatakan tidak akan kembali ke Thailand sebelum demokrasi dipulihkan. Jika terbukti, hartawan telekomunikasi itu dapat dihukum 10 tahun penjara dan didenda 60.000 baht (lebih kurang 162 juta rupiah). Sampan menyatakan Kejaksaan Agung akan meminta Kementerian Luar Negeri merancang perjalanan ke Inggris selambat-lambatnya pada Oktober. Thaksin mempertimbangkan dengan sangat untuk membentuk pemerintah di pengasingan setelah digulingkan tahun lalu, kata pembantu dekat perdana menteri tersingkir itu. "Setelah kudeta 19 September 2006, kami berencana membentuk pemerintah di pengasingan, tapi pesan telepon dari Bangkok mengubah semua itu," kata Jakrapob Penkair, mantan wakil kepala staf Thaksin kepada klub wartawan asing Thailand ahir Agustus. Thaksin, perdana menteri bermasalah Thailand antara tahun 2001 sampai 2006, digulingkan ketika berada di New York menghadiri sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia dikabarkan terkejut oleh tindakan politik tentara itu dan semula berusaha menghambat kudeta tersebut dengan mengumumkan keadaan darurat di stasiun televisi Thailand, yang segera mengudara. Ia saat itu dengan sangat mempertimbangkan pembentukan pemerintah di pengasingan, kata Jakrapob, jurubicara pemerintah Thaksin masa bakti pertama. Jakrapob menyatakan pendukung Thaksin secara resmi mendekati sejumlah negara untuk mengetahui kemungkinan mereka menyetujui pemerintah di pengasingan dan mereka mengatakan akan setuju. Tapi, Thaksin tidak melakukan tindakan itu setelah menerima pesan telepon dari seorang tidak diketahui di Bangkok, yang Jakrapob menolak sebut namanya, dan terbang ke London, tempat ia menetap sejak itu. Jakrapob, mantan penyiar televisi, yang bergabung dengan pemerintah Thaksin tahun 2001, kini ditahan, karena memimpin unjukrasa di luar rumah pribadi mantan perdana menteri Prem Tinsulanonda, ketua dewan penasehat raja Thailand. Prem (87 tahun), mantan panglima tentara, yang memimpin Thailand tahun 1979 sampai 1988 sebagai perdana menteri, kini penasehat utamar Raja Bhumibol Adulyadej (79 tahun), kepala negara berdasarkan atas sistem kerajaan konstitusional Thailand.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007