Kalau pelabuhan kecil ini harus kita intensifkan lagi untuk pengawasannya


Jakarta (ANTARA News) - Sindikat jaringan narkoba yang berafiliasi dengan jaringan internasional asal Taiwan diketahui menggunakan pelabuhan rakyat untuk menghindari razia dan memuluskan peredaran narkoba.

Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Erick Frendriz di Jakarta, Senin mengungkap jaringan initersebut sudah berkali-kali menyebarkan narkoba ke Pulau Jawa melewati Selat Sunda, melalui pelabuhan rakyat yang ada.

"Dengan alasan apabila mereka menggunakan kapal penyebrangan, pada umumnya di sana sering adanya razia dari aparat setempat sehingga menghindari dan memilih pelabuhan rakyat," ujar AKBP Erick.

Ia menyebut anggota Satresnarkoba Polres Jakarta Barat telah mengamankan lima pelaku dalam satu jaringan sindikat narkoba yakni HA(41), APP (30), LS (36), DW (38), dan PR (34).

Pihaknya telah mengamankan 44 kilogram bungkusan jenis sabu dan empat paket besar berisi kurang lebih 20.000 ekstasi saat melakukan penyergapan di di pelabuhan rakyat di Bojonegara, Cilegon,Banten pada Rabu (21/11).

Lima orang tersebut memiliki peran yang berbeda-beda. Ada yang berperan sebagai kurir, ada yang berperan sebagai kapten kapal, dan ada yang melakukan pengemasan narkoba sebelum diedarkan ke wilayah Bogor, Jakarta dan Surabaya.

Selain mengamankan para tersangka, polisi juga menyita kapal nelayan yang digunakan untuk mengangkut narkoba.

Dari pengakuan para tersangka, kapal nelayan tersebut dibeli dan kapten kapal dijanjikan ongkos sebesar Rp7 juta per pengiriman.

"Bedanya di sini, jaringan ini tidak berani menyebrang dengan kapal penyebrangan umumnya dan memilih pelabuhan kecil, seperti di Banten," ujar AKBP Erick.

Untuk sementara, awak kapal yang juga turut berperan dalam peredaran narkoba akan terancam Pasal 114 KUHP.

"Nanti hakim akan mebilai siapa peran terberat dan siapa yang perannya tidak berat, putusan pastinya ada yang berbeda," ujar dia.

Di sisi lain, Kasie Penjagaan dan Pendidikan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Banten GP Aritonang menyebut akan meningkatkan pengawasan bersama instansi kepolisian.

"Kalau pelabuhan kecil ini harus kita intensifkan lagi untuk pengawasannya," ujar dia.

Ia mengharapkan seluruh pihak, khusunya pada masyarakat sekitar pelabuhan rakyat untuk segara melapor bila menemukan hal-hal, baik kapal asing maupun orang-orang yang tampak mencurigakan.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: M. Arifin Siga
Copyright © ANTARA 2018