Wina (ANTARA News) - Iran hari Rabu memperingatkan bahwa campur tangan politis -- pernyataan yang secara jelas menunjuk pada tindakan Dewan Keamanan PBB -- akan membahayakan babak baru kerja sama negara itu dengan pemeriksa nuklir internasional. "Biarkan IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional) melakukan tugasnya," kata Duta Besar Iran Ali Asghar Soltanieh kepada wartawan setelah pertemuan dewan gubernur IAEA meninjau kembali arsip nuklir Iran. "Setiap campur tangan atau campur tangan yang bermotif politis akan secara pasti membahayakan kecenderungan konstruktif yang baru" mengenai sebuah jadwal yang disepakati untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan IAEA, kata Soltanieh. AS berada di barisan depan negara-negara Barat yang menuduh Iran menggunakan jadwal itu dan waktu pelaksanaannya untuk menghindari sanksi-sanksi baru PBB terhadap negara tersebut karena menolak menghentikan pengayaan uranium, sebuah proses untuk membuat bahan bakar reaktor listrik nuklir namun juga bisa digunakan untuk membuat bahan bom atom. Dewan Keamanan PBB sudah memberlakukan dua rangkaian sanksi terhadap Iran. Soltanieh menegaskan bahwa ia ingin masalah Iran diatasi di tingkat IAEA yang bermarkas di Wina, yang hanya meninjau kepatuhan negara itu pada Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), bukannya pada Dewan Keamanan PBB yang bisa memberlakukan sanksi-sanksi. "Iran sangat mengharapkan negara-negara tertentu mendukung prakarsa Iran sepenuhnya dan pada waktunya, dan kembali ke meja negosiasi untuk mencapai penyelesaian damai atas masalah nuklir melalui dialog dan penguraian teknis dalam kerangka kerja IAEA," kata Soltanieh dalam pernyataan yang menanggapi pertemuan dewan gubernur 35 negara itu, demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007