Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko WidodoMa'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago, menilai calon presiden Joko Widodo harus menjawab dan mengklarifikasi isu-isu negatif yang dilontarkan kubu lawan kepada dirinya.
"Isu-isu negatif yang tidak faktual, bohong, dan bahkan fitnah, harus diklarifikasi dan dijernihkan, tidak boleh dibiarkan," kata Irma Suryani Chaniago kepada pers di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta, Senin.
Menurut Irma Suryani, isu-isu negatif yang dilontarkan kubu lawan kepada Joko Widodo adalah isu basi yang sudah dilontarkan dan diklarifikasi menjelang pemilu presiden tahun 2014. Namun, isu-isu negatif tersebut, menurut Irma, tetap harus dijawab dan diklarifikasi, karena berdasarkan hasil survei, ada sekitar sembilan juta penduduk Indonesia yang percaya pada isu-isu negatif tersebut.
Politisi Partai Nasdem ini menegaskan, isu yang menyebutkan Presiden Joko Widodo adalah PKI itu fitnah, karena sama sekali tidak sesuai fakta. Menurut dia, Jokowi adalah seorang muslim dan telah beribadah haji. "Pada era orde baru, isu PKI ini dimanfaatkan untuk membunuh lawan politik. Tampaknya stigma orde baru itu dicoba digunakan lagi," katanya.
Anggota Komisi IX DPR RI ini menegaskan, Indonesia saat ini sudah berada di era reformasi sejak 20 tahun lalu, sehingga tidak boleh lagi kembali ke era orde baru. "Tidak boleh lagi ada stigma gaya orde baru. Sisi baik pada era orde baru itu dilanjutkan, tapi sisi buruknya harus ditinggalkan, tidak boleh digunakan lagi," katanya.
Irma Suryani menceritakan, pada kunjungan Presiden Joko Widodo ke Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan pada pekan lalu, salah satu tujuannya adalah ingin menyapa masyarakat. Sasaran lainnya, kata dia, ingin menyampaikan kepada publik mengenai program-program pemerintah yang sudah berjalan, sedang berjalan, dan akan dijalankan. "Pak Jokowi juga menyampaikan klarifikasi soal isu negatif dan hoax yang menyerang dirinya. Klarifikasi tersebut diharapkan dapat dipahami oleh masyarakat," katanya.
Menurut Irma, Presiden Joko Widodo menginginkan, agar masyarakat dapat lebih cermat memilah-milah informasi, mana yang benar dan faktual, mana isu, serta mana yang fitnah. "Pak Jokowi yang berasal dari rakyat biasa, paham betul berkomunikasi dengan rakyat, sehingga menggunakan bahasa rakyat yang sederhana," katanya.
Baca juga: Tim kampanye Jokowi-Ma'ruf minta aparat tutup situs fitnah
Baca juga: Presiden ingatkan warga jangan termakan fitnah
Baca juga: Presiden mengaku sudah terlalu sabar hadapi fitnah
Baca juga: Presiden peringatkan tidak menyebar fitnah
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018