Magelang (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menemui seniman serta musikus legendaris di Magelang, Jawa Tengah, Senin, dalam rangkaian Safari Kebangsaan tahap kedua.

Hasto Kristiyanto menyinggahi pendopo Omah mBudur di Desa Jowahan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, menemui pelaku seni dan budayawan Borobudur, Nuryanto.

"Di sini dulunya bekas alas. Ada prasasti yang menyebut ini kawasan Vanuareja yang menjadi tempat singgah para pemahat," kata Nuryanto.

Menurut dia, Omah mBudur diresmikan pada 22 Desember 2016 dan dalam mewujudkan dan mengelolanya diakuinya tidak semudah membalik telapak tangan.

Selain menyaksikan tarian Batik Tarum oleh tiga penari didikan penari senior Didik Nini Thowok yang diiringi gamelan, Hasto dan Djarot juga mencetak stupa miniatur Borobudur.

Hasto juga memuji gamelan yang dimainkan di Omah mBudur, Ia mengutip Bung Karno, gamelan sebagai musik yang luar biasa dan diakui dunia sebagai musik yang demokratis.

Sementara itu, Hasto mengatakan Borobudur menjadi bukti nyata Bangsa Indonesia mempunyai masa lalu yang hebat.

Sebelumnya, Hasto dan Djarot mengunjungi musisi legendaris Koesnomo Koeswoyo atau Nomo Koeswoyo di kediamannya di Magelang.

"Kita berpolitik berbicara tentang kebudayaan. Berpolitik tentang peradaban bangsa, berpolitik itu tentang nenjaga keindahan Nusantara kita dengan baik," kata Hasto.

Ia menegaskan praktik kekuasaan yang merusak lingkungan dan kebudayaan harus dihilangkan dan bukan gaya partai berlambang banteng itu.

Dalam mengunjungi seniman dan musikus, rombongan menaiki mobil Volkswagen atap terbuka beriringan.

Baca juga: Nomo Koeswoyo ingin lagunya dikenalkan di bangku sekolah

Baca juga: Jawa Tengah diklaim tetap kandang Banteng pada Pemilu 2019

Baca juga: PDI Perjuangan ancam ambil langkah hukum soal hoaks

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018