Palembang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berpesan kepada warga agar tidak mudah "dipanas-panasi" menggunakan hoaks dan isu-isu negatif yang ditujukan untuk memecah belah persatuan bangsa.

"Saya kadang-kadang geleng-geleng ini satu kampung, satu RT atau RW, tidak saling menyapa gara-gara pilihan bupati, gubernur, atau presiden. Ada majelis taklim gara-gara pilihan presiden tidak saling menyapa," kata Presiden saat menyampaikan sambutan setelah menerima gelar adat Rajo Balaq Mangku Nagara di Griya Agung, Palembang, Minggu pagi.

Presiden mengatakan dia kadang heran melihat perbedaan pilihan politik bisa membuat sesama saudara saling tak bertegur sapa, padahal pemilihan bupati, gubernur, presiden, dan wali kota rutin berlangsung setiap lima tahun.

"Kita ini saudara, sebangsa, dan setanah air. Jangan lupakan itu. Ini karena banyak kompor, karena dipanas-panasi, dikompor-kompori jadi panas semuanya," katanya.

"Pilihan gubernur silakan pilih A, B, C, atau D kalau calonnya empat, yang bupati juga silakan pilih A, B, atau C. Tapi jangan sampai ada gesekan sekecil apapun, jangan sampai ada konflik," ia menambahkan.

Presiden kembali mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar dengan 714 suku dan bahasa daerah yang jumlahnya lebih dari 1.100.

"Saya belajar di sini nanti pergi ke Jawa Barat lupa lagi. Dari Jawa Barat pergi ke Sumut lupa lagi. Saya sering ingat misalnya seperti di Jawa Barat, setelah salam sampuraseun. Kemudian di Sumut ada horas, tapi saya pernah tiga kali keliru," katanya.

Ia mengatakan perbedaan tersebut merupakan anugerah Allah bagi bangsa Indonesia yang harus disyukuri.

"Sudah menjadi sunnatullah, sudah menjadi garis, bahwa kita ini bermacam-macam, berbeda-beda, dan berwarna-warni. Tapi kalau kita bisa menyatukan, ini akan menjadi aset terbesar, energi besar, bagi bangsa ini maju ke depan," katanya.

"Teknologi indonesia maju, tradisi, adat dan kebudayaan bangsa kita juga harus ikut maju," tegasnya.

Baca juga:
Presiden dapat gelar adat Rajo Balaq di Palembang
Presiden sosialisasi dana desa dan serahkan SK Perhutanan Sosial di Palembang

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018