Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menutup acara Siberkreasi Netizen Fair 2018 yang digelar selama dua hari 23-24 November 2018.
Acara ini menunjukkan kepedulian 96 pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga sejumlah lembaga, korporasi, perusahaan, perguruan tinggi hingga public figure, terhadap konten negatif, seperti hoaks dan fake news.
"Secara strategis yang paling bagus itu menangani isu konten negatif dengan literasi," ujar Rudiantara usai menutup Siberkreasi Netizen Fair 2018, Sabtu malam.
Menurut Menkominfo, literasi mempunyai daya tahan paling tinggi, karenanya dikombinasikan dengan penindakan di dunia maya oleh Kominfo.
Misalnya, akun sosial media yang melanggar Undang-Udang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) akan dihapus, situs yang melanggar akan ditutup, bahkan bisa saja diiringi dengan tindakan di dunia nyata yaitu ancaman penjara hingga enam tahun.
Literasi digital dengan yang digabungkan dengan pertunjukan musik, seperti dalam Sibekreasi Netizen Fair 2018, menampilkan deretan musisi, termasuk Yura Yunita dan Endah n Rhesa, dianggap efektif untuk milenal.
Tidak hanya bagi anak muda, Menkominfo mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan literasi digital hingga ke kampung melalui pertunjukkan rakyat, seperti wayang kulit.
"Milenials justru mau menunjukkan jati diri... yang suka menyebar hoaks itu boleh dikatakan bukan lagi masuk anak muda," ujar Rudiantara.
"Kalau saya sama ibu-ibu sederhana "ibu jangan asal teruskan saja, tanda-tandanya kalau ada panah bukan asli, daripada pusing ibu hapus saja," jadi ke level demikan kita juga masuk bukan hanya di level kaum milenial," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018