Bogor (ANTARA News) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Jawa Barat menyiapkan lulusannya menjadi siap pakai mengisi dunia industri dengan menerapkan pembelajaran teaching factory dan menghapus keberadaan ruang dosen.
"Pembelajaran `teaching factory` tidak lagi mengajar di dalam ruangan kelas, tapi di laboratorium, dan di lapangan," kata Direktur Polbangtan Bogor, Siswoyo dalam kegiatan pemilihan unsur pimpinan Polbangtan Bogor, di Kampus Cibalagung, Kota Bogor, Sabtu.
Sejak bertransformasi dari Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) menjadi Polbangtan, sistem pengajaran di perguruan tinggi milik Kementerian Pertanian ini menerapkan 70 persen praktik dan 30 persen teori.
Teaching factory, ujarnya, merupakan pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis. Para mahasiswa akan lebih banyak berinteraksi di lapangan dan laboratorium.
"Fungsi ruang dosen akan dialihfungsikan menjadi laboratorium," kata Siswoyo.
Ia mengatakan teaching factory di Polbangtan adalah model pembelajaran dalam dunia yang sesungguhnya, misalnya teaching factory untuk prodi mekanisasi pertanian, mahasiswa dididik menjadi operator mesin pertanian.
"Pembelajaran teaching factory ini menjadi kekuatan politeknik agar lulusannya bisa langsung terjun ke lapangan dan dunia industri," kata Siswoyo.
Pada pemilihan unsur pimpinan, Polbangtan Bogor memilih Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) dan kepala Unit Penjaminan Mutu (UPM), ketua program studi, dan kepala `Teching Factory` dan Senat Akademik.
"Kepala `teaching factory` ini posisi baru dan belum pernah ada sebelumnya, kini dengan status sebagai Politeknik jabatan ini terbentuk," katanya.
Siswoyo menambahkan, Polbangtan Bogor mengemban tugas sebagai politeknik pertanian bertaraf internasional. Melalui pemilihan pimpinan Polbangtan ini misi tersebut disiapkan sedari dini.
"Menuju Polbangtan bertaraf internasional bukan sekedar retorika, tetapi target, supaya lulusan kita juga bisa bersaing di tataran global. Lulusan Polbangtan bisa bekerja di luar negeri seperti di Eropa, Inggris dan Thailand juga, karena sekarang sudah globalisasi," kata Siswoyo.
Baca juga: 5 perguruan tinggi terima penghargaan PWMP Kementan
Baca juga: Lewat politeknik, Kementan bakal cetak wirausaha pertanian
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018