Kami bersyukur bisa merasakan kembali keselamatan, keamanan, melaksanakan ibadah salat, dan melakukan aktivitas lainnya. Pemimpin dan pemerintah Indonesia sangat baik, sangat Islami, tidak seperti di negara kami, rakyat Indonesia harusnya bersyukur."

Jakarta (ANTARA News) - Komunitas etnis Rohingya yang menjadi pengungsi di Indonesia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah sigap melindungi mereka, melalui kebijakan yang dengan tangan terbuka menerima para pengungsi.

"Saya mewakili teman-teman komunitas Rohingya yang menjadi pengungsi, mengucapkan terima kasih terhadap pemerintah Indonesia karena telah menerima kami," kata salah satu pengungsi Rohingya, Muhammad Zubair, di sela-sela diskusi 'Pengungsi di Indonesia; Ancaman versus Kemanusiaan' yang digelar Lingkar Studi Politik Indonesia (LSPI) dan Rumah Demokrasi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu.

Zubair mengaku diperlakukan selayaknya manusia selama di Indonesia, sebelum akhirnya nanti ditempatkan di negara ketiga.

Ia merasa aman dalam melaksanakan berbagai aktivitas di Indonesia, yang sebelumnya tak bisa dijalankan di Myanmar.

"Kami bersyukur bisa merasakan kembali keselamatan, keamanan, melaksanakan ibadah salat, dan melakukan aktivitas lainnya. Pemimpin dan pemerintah Indonesia sangat baik, sangat Islami, tidak seperti di negara kami, rakyat Indonesia harusnya bersyukur," tuturnya dalam siaran persnya.

Zubair bahkan mengaku iri dengan masyarakat Indonesia yang bebas berkegiatan seperti mengikuti pemilu. Dia mengungkapkan, di negara sendiri etnis Rohingya tak memiliki suara serta kartu identitas, lantaran dianggap bukanlah warga negara.

"Bahkan kami dimusuhi dan tak mendapat perlindungan oleh pemerintah negara sendiri," ucapnya.

Zubair menegaskan bahwa keberadaannya dan etnis Rohingya lain di berbagai negara termasuk Indonesia, bukanlah untuk mengancam keamanan, tapi untuk memperoleh perlindungan.

Guna membuktikan ucapannya, ia dan komunitas Rohingya bahkan siap membantu aparat keamanan Indonesia dalam menjalankan tugasnya.

"Kami bukan kaum radikal maupun teroris, kami ke sini karena butuh perlindungan, dan kami bersyukur pemerintah Indonesia memberikan itu," kata pria yang telah menetap delapan tahun di Indonesia ini.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018