Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jepang memberikan bantuan hibah senilai 15 juta dolar AS atau Rp145 miliar kepada pemerintah RI untuk membantu penanganan pencegahan penyebaran flu burung (Highly Pathogenic Avian Influenza/HPAI). Penandatanganan Naskah Pertukaran Nota mengenai pemberian bantuan keuangan dalam bentuk hibah dari Pemerintah Jepang kepada Pemerintah RI itu dilakukan Kamis siang (13/9) di Ruang Sunda Kelapa Deplu oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Deplu Primo Alui Joelianto dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Shin Ebihara atas nama pemerintah masing-masing. "Kami belum tahu dengan pasti kapan bantuan ini akan diwujudkan, karena penandatanganan nota bantuan hari ini hanya merupakan sebuah komitmen Pemerintah Jepang dan selanjutnya pelaksanaannya akan berada di bawah tanggung jawab Departemen Pertanian RI," kata Primo Alui Joelianto di Jakarta, Kamis. Menurut dia, penandatanganan nota bantuan ini merupakan kelanjutan aksi dari kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Jakarta pada 19-21 Agustus yang lalu. "Hal mengenai bantuan hibah ini telah disampaikan oleh PM Shinzo Abe kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada kesempatan kunjungannya ke Indonesia," ujar dia. Ia mengatakan, bantuan hibah dari Jepang ini akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan Pusat Penelitian Penyakit (Disease Investigation Center/DIC) di Indonesia. "Konkretnya yaitu dengan melakukan renovasi terhadap dua DIC yang berlokasi di Medan dan Lampung serta pembangunan sebuah DIC baru yang terletak di Subang, Jawa Barat," katanya. Pemerintah Jepang, ujar dia, juga akan memberikan bantuan teknis untuk penggunaan berbagai fasilitas diagnosis dan berbagai peralatan terkait lainnya. Sementara itu, Minister pada Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Ken Okaniwa mengatakan, berbagai kasus HPAI terus merebak di Indonesia dan telah menimbulkan kematian sebanyak 85 orang (per tanggal 6 September 2007). "Maka perlu dilakukan penanggulangan penyebaran infeksi HPAI salah satunya dengan mencegah transmisi dari unggas ke manusia. Untuk mencapai hal itu, diperlukan usaha memperkokoh diagnosa terhadap berbagai penyakit hewan, termasuk HPAI," katanya. Dengan bantuan itu, lanjut Ken Okaniwa akan dibenahi sistem diagnosa terhadap penyakit-penyakit hewan agar lebih cepat dan akurat dalam kondisi yang lebih aman. Ken Okaniwa mengatakan Jepang akan terus mendukung usaha-usaha yang dilakukan Indonesia untuk memerangi flu burung baik dalam hal kesehatan manusia maupun kesehatan hewan, walaupun PM Shinzo Abe telah mengumumkan pengunduran dirinya pada haru Rabu (12/9) . "Yang perlu dicatat adalah PM Abe belum secara resmi mengundurkan diri, ia baru secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya. Dan posisi dari pemerintah jepang saat ini adalah akan terus melanjutkan komitmennya untuk memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia," kata dia. Primo Alui Joelianto pun menambahkan bahwa masalah mundurnya PM Abe dari jabatannya adalah urusan dalam negeri Jepang dan sama sekali tidak akan mengganggu hubungan baik kedua negara. "Berbagai proyek kerja sama akan terus berlanjut, karena hal itu adalah masalah antarnegara dan tidak ada hubungannya dengan masalah pemerintahan ataupun kabinet masing-masing negara," ucapnya.
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007