"Jadi yang harus dilakukan sekarang adalah mengontrol kerusakan supaya tidak menjadi lebih buruk daripada situasi sekarang. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memproduksi minyak kelapa sawit secara berkelanjutan," tutur perempuan 27 tahun ini di sela-sela media trip WWF Indonesia mengenai pengelolaan sawit berkelanjutan di Sintang, Kalimantan Barat, Sabtu
Puteri Indonesia 2010 itu menilai pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan konservasi lingkungan harus dilakukan secara seimbang, dengan mempertimbangkan segala aspek terkait.
Nadine mengaku menaruh perhatian pada isu kelapa sawit, yang erat kaitannya dengan konservasi orangutan, yang selama ini menjadi fokus aktivitasnya.
Sejak 2010, Nadine telah bekerja sama dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), di mana dirinya banyak belajar mengenai konservasi dan rehabilitasi orangutan yang kehilangan habitatnya akibat pembukaan hutan untuk lahan kelapa sawit.
"Isu kelapa sawit dan deforestasi tidak bisa dipisahkan. Isu ini juga kemudian memengaruhi habitat orangutan karena industri kelapa sawit sepertinya kurang dikontrol atau diawasi dengan ketat," kata Nadine.
Dengan mengikuti media visit WWF Indonesia di Sintang, Nadine mempelajari banyak hal mengenai pengelolaan perkebunan sawit berkelanjutan, berdiskusi dengan pemerintah daerah, juga ikut turun ke kebun dan bertemu langsung dengan para petani swadaya.
Lewat kegiatan seperti ini, ia berharap bisa mengawinkan visi rehabilitasi orangutan yang selama ini menjadi minatnya, dengan visi pengelolaan sawit berkelanjutan.
"Karena dari segi konservasi kita tidak boleh buta, semua aspek di bumi ini harus kita lihat mencakup manusia, serta spesies flora dan fauna yang sangat beragam. Jadi konservasi tidak bisa memilih satu aspek saja," kata pemeran Brie dalam film Filosofi Kopi 2 itu.
Baca juga: WWF Indonesia intervensi pengelolaan sawit berkelanjutan
Baca juga: RSPO segera sahkan larangan sawit lahan gambut
Baca juga: Darmin: Moratorium izin hutan sawit untuk pembenahan
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018