Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita optimistis Indonesia mampu menembus pasar Aljazair dan pasar nontradisional lainnya.

“Saya optimistis bahwa kita dapat meningkatkan perdagangan bilateral dengan cara yang signifikan jika kita bisa melakukan lebih baik untuk memfasilitasi keterlibatan positif dan berkelanjutan antara pejabat dan pebisnis dari dua negara bersaudara ini,” ujar Enggar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, terkait penyelenggaraan Forum Bisnis Indonesia-Aljazair.

Sejumlah produk seperti furnitur dan produk dekorasi rumah, mi instan, minyak kelapa sawit, ban mobil, serta perhiasan berhasil membukukan potensi perdagangan sebesar 11 juta dolar AS atau sekitar Rp166 miliar pada kegiatan business matching.

Produk-produk tersebut ditawarkan oleh 13 perusahaan Indonesia kepada sekitar 250 pengusaha yang datang, yaitu dari Aljazair, Yordania, Prancis, Tunisia, Turki, Senegal, dan Pantai Gading.

Melalui forum bisnis, Enggar mengajak pelaku bisnis dari Aljazair untuk menjalin kerja sama dan meningkatkan perdagangan dengan pebisnis Indonesia.

Menurut Enggar, Afrika akan terus menjadi salah satu prioritas Indonesia untuk bekerja sama dan berkolaborasi yang lebih erat.

"Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan kuat dari kalangan pebisnis agar dapat meningkatkan hubungan perdagangan bilateral dan investasi ke tingkat yang lebih tinggi," lanjut Enggar.

Sebagai pasar nontradisional, lokasi Aljazair secara geostrategis merupakan target pasar potensial bagi produk Indonesia sebagai jalan memasuki pasar yang lebih besar di samping pasar Afrika.

“Aljazair berada di persimpangan tiga belahan dunia, yaitu Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Ini merupakan salah satu dari banyak alasan untuk membawa delegasi bisnis ke Aljazair. Kami ingin bermitra dengan Aljazair untuk memanfaatkan lokasi geostrategis negara ini,” jelasnya.

Enggar mengungkapkan bahwa pada Oktober lalu, Kemendag baru saja melaksanakan pameran dagang terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia, di mana terdapat 34 pembeli (buyers) Aljazair yang datang dan melakukan transaksi sebesar 9,5 juta dolar AS.

Produk yang paling banyak diminati pembeli dari Aljazair di antaranya minyak kelapa sawit mentah, kopi, furnitur, kosmetik, dan rempah-rempah.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda menambahkan, program misi dagang sangat efektif dalam penetrasi pasar ekspor. “Misi dagang menjadi salah satu cara penetrasi pasar ekspor yang dapat meningkatkan perdagangan secara lebih cepat karena para pelaku usaha Indonesia dapat bertemu dengan mitra potensialnya secara langsung,” ujarnya.

Dari sisi perdagangan, total ekspor Indonesia ke Aljazair yang seluruhnya berupa ekspor nonmigas pada tahun 2017 mencapai 206,9 juta dolar AS. Sementara itu, Aljazair lebih banyak mengekspor komoditas migas ke Indonesia sebesar 312,8 juta dolar AS.

Nilai tersebut dinilai masih relatif kecil mengingat potensi hubungan dagang kedua negara sangat besar. Adapun produk ekspor terbesar Indonesia ke Aljazair meliputi kelapa sawit, kopi, tuna, elektronik dan peralatan listrik, serta minyak kelapa.

Baca juga: Permintaan ekspor kopi ke Aljazair meningkat

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018