Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Kamis pagi sedikit menguat karena pelaku pasar lokal berspekulasi membeli mata uang lokal itu, setelah diumumkan bahwa gagal bayar kredit perumahan di AS yang diperkirakan mencapai 6,8 persen ternyata meningkat menjadi 8,6 perssen. Nilai tukar rupiah naik 10 poin menjadi Rp9.407/9.411 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp9.417/9.430 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova, di Jakarta, mengatakan kredit perumahan di AS yang mencapai angka tersebut diperkirakan akan memicu bank sentraL AS (The Fed) menurunkan suku bunga Fedfund. Penurunan suku bunga The Fed itu diperkirakan akan memberi pengaruh positif terhadap rupiah yang selama pekan ini berada di atas level Rp9.400 per dolar AS, katanya. Menurut dia, rupiah berpeluang untuk menguat lebih jauh yang diperkirakan akan bisa mencapai level Rp9.200 per dolar AS yang didukung dengan masuknya investor asing bermain di pasar domestik. Pengaruh positif belum bisa mendukung rupiah kembali di level Rp9.000 per dolar AS, agak berat, kecuali ada isu positif besar seperti subprime mortgage yang mendorong rupiah naik tajam, ucapnya. Rupiah, lanjut Ruri, posisinya diperkirakan akan stabil pada kisaran antara Rp9.200 hingga Rp9.400 per dolar AS, karena pada kisaran itu pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin baik. Ditanya mengenai The Fed, ia mengatakan The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin, namun yang penting bukan penurunan suku bunga, tapi likuiditas di pasar dunia setelah bank sentral AS dan Eropa mencairkan dana talangan ke pasar. Apabila semua bank sentrral aktif mengucurkan dananya ke pasar, maka likuditas pasar akan semakin baik, katanya. Pada hari ini, dolar AS terhadap euro naik 0,1 persen menjadi 1,3890 dan dolar AS terhadap yen menguat 0,2 persen menjadi 114,30. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007