Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta membentuk Forum Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) terdiri dari sejumlah perguruan tinggi (PT) di DIY untuk menguatkan program peningkatan kesejahteraan masyarakat "Gandeng Gendong".
"Pembentukan forum ini adalah bagian dari Program Gandeng Gendong. Dengan adanya Forum LPPM, maka diharapkan kegiatan yang dilakukan pemerintah dan perguruan tinggi ini sinergis sehingga memberikan dampak yang lebih efektif untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi di sela pembentukan Forum LPPM di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, selama ini kegiatan yang dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta dan PT, bahkan beberapa unsur lain yang tergabung dalam "penta helix" program Gandeng Gendong cenderung berjalan sendiri-sendiri.
Melalui forum tersebut, PT dapat melakukan berbagai kegiatan dalam bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat.
Penelitian bisa dilakukan dalam dua bentuk, yaitu didanai oleh PT secara mandiri atau melalui pendanaan dari pemerintah dengan skema yang sudah ditentukan sesuai kebutuhan pemerintah daerah.
Selama ini, sudah ada 20 PT di DIY yang menjalin kerja sama dengan Pemkot Yogyakarta untuk mendukung berbagai penelitian atau kegiatan pemerintah daerah.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Edi Muhammad mengatakan, pada tahun anggaran 2019 menyediakan anggaran Rp200 juta untuk penelitian oleh dosen melalui tim Jaringan Penelitian Kota Yogyakarta.
Selain itu, Bappeda juga mengalokasikan anggaran Rp150 juta untuk program pendampingan pengabdian masyarakat, Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan kemitraan penelitian.
Bappeda Kota Yogyakarta juga sudah menginventarisasi beberapa kegiatan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membutuhkan kemitraan dengan PT, di antaranya penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran untuk pemetaan potensi kesiap-siagaan bahaya kebakaran, atau workshop karya tulis ilmiah, assessment anak berkebutuhan khusus, dan pembinaan regulasi dan sertifikasi di bidang kesehatan.
Pada 2018, Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) untuk peningkatan keterampilan dan kewirausahaan melalui pelatihan membatik menggunakan pewarna alami bagi masyarakat di kawasan Embung Langensari.
Sedangkan pada 2019, akan ada enam penelitian kerja sama dengan sejumlah universitas di antaranya penerapan lot pada aplikasi sistem parkir cerdas berbasis "mobile" dengan IST Akprind, serta Universitas Ahmad Dahlan untuk penelitian pengembangan Taman Pintar Yogyakarta menjadi objek wisata Go Digital dengan aplikasi Mathcitymap.
Sementara itu, Ketua Forum LPPM Kota Yogyakarta, Ambar Kusumandari mengakui, jika banyak kegiatan pengabdian masyarakat dari PT di DIY yang lebih banyak dilakukan di luar Kota Yogyakarta bahkan di luar Jawa.
"Kami akan mencoba lebih banyak melakukan kegiatan di Kota Yogyakarta. Pada 2019, kami akan menghidupkan KKN perkotaan di desa atau kelurahan yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta," kata Ambar yang juga akademisi di UGM itu.
Menurut dia, masih banyak permasalahan di Kota Yogyakarta yang membutuhkan penyelesaian, di antaranya lalu lintas yang semakin padat dan pencemaran udara, alih fungsi lahan yang berpotensi menimbulkan dampak pada ketersediaan air tanah hingga pengelolaan sampah, serta berbagai permasalahan sosial.
Pada April 2018, Pemerintah Kota Yogyakarta meluncurkan "Gandeng Gendong" yaitu program pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dengan melibatkan lima elemen masyarakat mulai dari pemerintah daerah, kampus, korporasi, kampung dan komunitas.
"Program ini muncul karena kami mendapat sorotan bahwa angka kemiskinan di Kota Yogyakarta masih tinggi, termasuk ketimpangan kesejahteraan warga," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat meluncurkan program tersebut.
Baca juga: Yogyakarta luncurkan program pengentasan kemiskinan "Gandeng Gendong"
Baca juga: Yogyakarta akan pertajam peta kemiskinan
Baca juga: Sultan ingin bangkitkan perekonomian Yogyakarta selatan sesuai tantangan IORA
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018