Bengkulu (ANTARA News) - Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Soedibyo mengimbau seluruh masyarakat Kota Bengkulu jangan mudah terpancing isu yang tidak jelas berkaitan degan gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) yang melanda daerah itu. "Masyarakat harus tenang dan jangan terpancing isu yang tak jelas misalnya gempa besar susulan. Apalagi kita akan menjalankan ibadah puasa," katanya usai rapat unsur Muspida di Pemprov Bengkulu, Kamis dinihari. Menurut Soedibyo, dalam suasana panik seperti sekarang ini masyarakat akan mudah panik dan dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk berbuat tidak baik seperti maling dan sebagainya. Oleh karena itu masyarakat jangan mudah percaya kecuali informasi tersebut bersumber lembaga resmi seperti dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) atau aparat kepolisian. Kepada media penyiaran dan Orari serta Radio Antar Penduduk (RAPI) agar menyampaikan data yang akurat menyangkut korban jiwa dan informasi lainnya akibat gempa. Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak coba-coba membuat kisruh suasana karena jika ketahuan akan berurusan dengan pihak berwajib, dan bagi warga yang membutuhkan informasi atau data berkaitan dengan gempa bumi diminta menghubungi Posko Satkorlak di halaman kantor Pemprov Bengkulu. Kapolda menyayangkan banyaknya masyarakat yang mudah terpancing isu tsunami akibat ketidaktahuan mereka terhadap bahaya tsunami. "Ketika pemerintah mengadakan latihan mereka menganggap enteng dan tidak mau datang tapi ketika bahaya tersebut datang mereka langsung panik dan percaya dengan isu tidak jelas," jelasnya. Sementara itu, pasca gempa melanda Bengkulu sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiah di Jalan Kampung Bali yang berada satu komplek dengan Universitas Muhamadiyah Bengkulu (UMB) habis terbakar. Kepala Kantor Pemadam Bahaya Kebakaran (PBK) Kota Bengkulu Iswandi ketika dikonfirmasi, Kamis dini hari mengatakan, kebakaran tersebut terjadi setelah gempa besar melanda Kota Bengkulu diduga akibat arus pendek listrik. "Usai gempa semua aliran listrik di Kota Bengkulu padam, dan setelah listrik menyala kita mendapatkan laporan ada kebakaran," ujarnya. Bangunan sekolah ludes terbakar karena petugas PBK kesulitan mengeluarkan kendaraan pemadam kebakaran akibat rusaknya Posko PBK oleh gempa. Selain itu, penyebab lainnya mobil pemadam sulit lewat karena seluruh jalan dipenuhi masyarakat yang keluar rumah takut terhadap bahaya gempa. Untuk memadamkan api dibutuhkan waktu sekitar satu jam dengan mengerahkan enam unit mobil tangki. Jumlah bangunan sekolah yang terbakar berjumlah empat ruangan yang berdiri sejajar dan seluruh bangunan habis total akibat terbakar. Gempa bumi tektonik berkekuatan 7,9 Skala Richter mengguncang Bengkulu pada Rabu (12/9) pukul pukul 18.10 WIB. Gempa tersebut berlokasi 159 kilometer arah barat daya Bengkulu di kedalaman 10 Km. Akibat gempa bumi itu, dua orang warga Kota Bengkulu meninggal dan 13 luka-luka yang saat ini sedang menjalani perawatan di lapangan terbuka di depan gedung RSUD M Yunus.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007