Dana bantuan itu langsung masuk ke rekening masing-masing madrasah tanpa melalui Kantor Kemenag, sehingga pengelolaan dana bantuan sepenuhnya berada di ranah masing-masing kepala madrasah.
Mataram,  (ANTARA News) - Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sudah ada tiga madrasah yang mendapatkan pencairan dana bantuan rehabilitasi pascagempa bumi dari Kementerian Agama.

"Tiga madrasah tersebut adalah, Madrasah Aliyah Negeri 1 dan 2, serta Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mataram," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Burhanul Islam di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, masing-masing madrasah tersebut mendapatkan dana bantuan rehabilitasi pascagempa sebesar Rp100 juta, sehingga total bantuan madrasah yang sudah dicairkan sebesar Rp300 juta.

Dana bantuan itu, katanya, langsung masuk ke rekening masing-masing madrasah tanpa melalui Kantor Kemenag, sehingga pengelolaan dana bantuan sepenuhnya berada di ranah masing-masing kepala madrasah.

"Sementara kami sifatnya menerima laporan terhadap penggunaan dana bantuan tersebut," katanya.

Namun demikian, pihaknya telah memberikan peringatan kepada semua kepala madrasah agar menggunakan dana bantuan sesuai dengan petunjuk teknis yang ada dan tidak tumpang tindih dengan pengerjaan rehabilitasi madrasah yang telah dilaksanakan oleh pihak Kementerian PUPR.

Hal itu, kata dia, karena tiga madrasah yang mengalami rusak berat akibat gempa bumi yang terjadi bulan Agustus 2018, sudah langsung ditangani oleh Kementerian PUPR dan pihak madrasah menerima barang jadi bukan dalam bentuk dana bantuan.

"Jadi dana bantuan yang didapatkan sekarang ini, bisa digunakan untuk kegiatan rehabilitasi lainnya yang dinilai mendesak," katanya.

Selain telah mendapatkan dana bantuan rehabilitasi tiga madrasah tersebut, Kemenag Kota Mataram saat ini sedang menunggu realisasi usulan lima rumah ibadah yang mengalami rusak berat.

Dari belasan rumah ibadah yang rusak dan telah diusulan mendapatkan dana bantuan rehabilitasi, informasinya baru lima yang akan direalisasikan. Tetapi, dia tidak mau menyebut dulu nama-namanya agar tidak menjadi polemik.

"Kami khawatir jika nama-nama rumah ibadah kami sebut sekarang, akan menjadi pengharapan karena anggaran belum ada. Lebih baik nanti setelah cair baru kita informasikan," demikian Burhanul Islam.


Baca juga: Pemerintah serahkan Rp191 miliar untuk rekonstruksi sekolah NTB
Baca juga: Anggota DPR apresiasi rencana TKD guru madrasah
Baca juga: Kemah Madrasah Nasional tampilkan kearifan lokal nusantara

Pewarta: Nirkomala
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018